Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Photographer, Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Semangat Terus, Usia Hanyalah Sebuah Angka

30 Juli 2024   16:48 Diperbarui: 30 Juli 2024   17:34 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat kondisi saya yang begitu memprihatinkan, teman pelari yang sudah menikmati dunia lari bertahun-tahun lamanya memberikan tips bagaimana berlari yang baik. Berlari tidak harus kencang. Berlari lah senyaman mungkin. "Perlahan-lahan saja. Kemudian, berlatihlah secara konsisten."

Saya pun mencoba tips yang diberikan sang sahabat. Saya tidak peduli dengan kecepatan orang lain yang penting saya terus berlatih. Saya harus melawan ego saya. Karena musuh terberat kita yang sesungguhnya adalah ego diri kita sendiri bukan orang lain. Disini saya terus memacu semangat kreativitas saya untuk terus berlatih berlari. Perlahan tapi pasti akhirnya saya mampu menempuh jarak 3KM tanpa rasa ngos-ngosan yang berlebihan.

Setiap kali berolahraga lari, saya tidak pernah lupa mengabadikan aktivitas saya lewat kamera hape. Mulai dari foto hingga video. Itu saya lakukan untuk melihat sejauh mana progress yang telah saya gapai. Tidak lupa juga memposting ke sosmed pribadi saya untuk memotivasi orang lain berolahraga. Meski ada beberapa teman yang memberi support tapi, tidak sedikit juga yang mencela dan menganggap saya sok atlet karena sering memposting aktivitas olahraga saya. Lagi-lagi semua itu saya jadikan penyemangat agar saya bisa konsisten menjalani hidup sehat dengan berolahraga.

foto dokpri
foto dokpri

Awalnya, berlari sejauh 1KM saya mengalami kesulitan, tapi setelah berlatih dengan konsisten dengan semangat yang on point,  berlari sejauh 5KM pun akhirnya bisa saya tempuh dengan finish happy. Yes! Kerja keras tidak pernah mengkhianati hasil.  Saya mampu berlari sejauh 5KM itu sebuah pencapain yang sangat besar bagi saya si manusia "tidak sehat ini".  Saya mulai rajin ikut race. Mulai dari 5K, 10K hingga HM (21K). Semua berhasil saya lakukan dengan Finish strong and happy!

Jika di flashback ke belakang, saya adalah salah satu mahluk Tuhan yang tidak pernah bersyukur diberi Kesehatan fisk, jasmani dan Rohani. Bertahun-tahun saya menjalani pola hidup tidak sehat dengan rasa bangga. Tidak pernah olahraga, junk food freak, suka begadang, perokok berat, suka clubbing dan minum-minuman beralkohol. Dulu, saya bangga memiliki pergaulan yang luas. Kebanyakan dari mereka adalah teman-teman "tidak sehat" saya. Karena, bertemunya juga di tempat clubbing atau di tongkrongan warkop tempat  "basian" anak dugem.

Sampai akhirnya, mungkin Tuhan jengah melihat pola tingkah kehidupan saya. Tuhan memberikan saya penyakit yang membuat saya hampir lumpuh. Syaraf kejepit dibangian tulang ekor. Sakitnya minta ampunnnnnn! Setiap bergerak pasti diiringi dengan jeritan kesakitan. Bahkan dokter sempat memvonis, saya bakalan lumpuh. Sebenarnya, sebelum dokter memvonis, saya sudah mengalami gejala-gejala tersebut.

 Setiap mau bangun tidur, saya harus dibantu istri agar bisa bangun dan berdiri. Jalan tertaih-tatih. Jalan saya pun sudah tidak normal lagi alias pincang karena menahan rasa sakit. Sangat tersiksa dan menyiksa hidup saya. Sampai akhirnya, disuatu malam, saya berfikir. Apakah ini bukti nyata Tuhan menegur saya? Apakah saya harus lumpuh baru insyaf?

Mungkin Tuhan kasihan dan memberikan satu kesempatan lagi bagi saya agar bisa merubah gaya hidup saya. Tiba-tiba seorang dokter menyarankan saya untuk berlatih berenang. Konon katanya obat paling manjur menyembuhkan Syaraf kejepit adalah berenang. Awalnya saya tidak suka berenang dan tidak pandai berenang. Dengan semangat dan tekad yang kuat saya terus berlatih berenang demi penyakit yang saya derita bisa angkat kaki dari tubuh saya.

Berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun saya melakukan olahraga renang membuat tubuh saya semakin sehat. Penyakit yang saya rasakan perlahan-lahan menghilang. Saya yang awalnya tidak suka olahraga, akhirnya kecanduan berenang. Saya bersyukur pada Tuhan dengan mengirimkan dokter yang menganjurkan saya berenang yang menjadi pintu gerbang awal saya menjalani hidup sehat. Kebiasaan merokok seketika berhenti. 

Tidak pernah begadang, tidak minum dan menghindari kehidupan malam. Circle pertemanan saya pun perlahan-lahan berubah. Dari yang suka dugem berubah menjadi orang-orang yang suka olahraga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun