Saat pertama kali bertemu di gerbong kereta Senja Utama tujuan Jakarta-Yogyakarta, gue mengira kalau bapak yang duduk disebelahku adalah penumpang biasa yang hendak ke Yogyakarta juga. Tapi, gue keliru. Bapak tersebut awalnya menegurku karena saat masuk ke dalam gerbong menenteng carrier berukuran 45 litter lengkap dengan atribut pendaki lainnya (trekking pole dan matras di sisi kiri kanan carrier.
       "Mau mendaki gunung ya,Pak?" tanya bapak itu.
       "Benar pak." Jawabku sambil meletakkan carrier ke bagasi yang ada di atas tempat duduk penumpang.
       "Gunung apa?" tanyanya lagi.
       "Lawu,pak."
       "Via Jalur apa?"
       "Candi Cetho."
Dalam hati gue mulai berfikir, kenapa bapak ini tahu tentang gunung dan jalur? Belum hilang rasa penasaran, si bapak tersebut berkata lagi.
       "Saya juga mau mendaki gunung. Ke gunung Sumbing."
Gue langsung menatap wajah bapak tersebut lekat-lekat. Sekilas ada keragu-raguan dengan sosoknya yang menurut tebakan gue usianya sudah diatas 60 tahun. Dari penampilannya juga tampak biasa-biasa saja. Badannya kecil dan kurus.Tidak menandakan sosok pendaki yang  strong dan kekar. Ya, minimal tampak gagah. Penampilan bapak ini nyaris layaknya pria seusianya pada umumnya kalem dan pendiam.
       "Gunung Sumbing,Pak? Sama siapa?" tanya gue penasaran.
       "Sendiri. Tapi, saya sudah ada janji sama teman nanti bareng kesana."
Obrolan kami pun semakin panjang kali lebar. Merasa satu frekwensi obrolan pun sangat mengalir dan nyambung deh. Terutama membahas soal gunung. Yang membuat gue semakin kaget, ternyata pak Irvan (akhirnya kami saling menyebutkan nama saat berkenalan.) berasala dari pulau Batam. Perjuangannya untuk mendaki gunung benar-benar super ekstra. Extra biaya dan extra waktu. Gimana tidak, untuk mewujudkan hobi mendaki yang baru di gelutinnya saat pandemic Covid 3 tahun lalu, dia harus merogoh kocek yang tidak sedikit.
       "Saya asli Batam. Usia saya sekarang 62 tahun." Katanya.
Ketertarikannya mendaki gunung awalnya untuk membunuh kejenuhan dimasa Pandemi. Tapi berlanjut menjadi hobi. Tidak tanggung-tanggung, sekali mendaki beliau bukan mendaki satu gunung saja, melainkan langsung 4 gunung. Kemudian kembali ke Batam.
       "Soalnya, kalau Cuma 1 gunung kan biayanya besar. Mumpung sudah berada di Jawa, ya sekalian saja saya daki beberapa gunung," cerita Pak irvan yang sudah mendaki Gunung Sumbing, Raung, Agung, Gunung Prau, Gunung Andong, Gunung Lawu, Gunung MerbabuGunung Slamat, Gunung Ungaran, Gunung Argopuro dan beberapa gunung lainnya. Bayangin saja gimana kuatnya stamina bapak ini, dalam waktu 7 hari dia bisa mendaki 7 gunung sekaligus. Luar biasa!
Gue yang sudah mendaki sejak tahun 2013 lalu merasa nggak ada apa-apanya dibandingkan Pak Irvan yang baru 3 tahun mendaki tapi sudah belasan gunung yang sudah di daki. Lokasinya juga nggak main-main. Selain di wilayah Jawa, Pak Irvan juga meyambangi gunung yang ada di Kalimantan dan Maluku.
       Perjalanan 9 jam Jakarta-Yogyakarta serasa begitu singkat ketika bertemu dengan teman bicara yang asyik. Meski usia 62 tahun dan sudah menyangdang status kakek beberapa cucu, pak Irvan tetap punya stamina yang kuat. Cara berfikirnya juga sangat open minded. Mungkin, selain mendaki gunung, Pak Irvan juga sudah melanglang dunia ke beberapa Negara. Beberapa gunung di luar negeri pun sudah [ernah ia daki.
Saat gue menulis kisah pak Irvan, beliau baru saja turun dari gunung Binaiya dan sedang bersantai di Ora Beach. Gunung Binaiya berada di pulau Seram, Maluku. Tidak lupa beliau mengirimkan beberapa foto saat berada di gunung Binaiya. Konon katanya, beliau mau melanjutkan ke Kalimantan menjajal Bukit Raya (Gunung Raya) yang berada di Kalimantan Tengah. Untuk bis mencapai gunung ini butuh waktu yang luyaman panjang. Karena lokasi dan medannya yang jauh juga disana masih menjunjung tinggi adat istiadat yang harus di patuhi para mendatang. Meraka yang hendak ke bukit Raya konon katanya harus dilakukan penyambutan atau mengikuti proses adat yang berlaku. Hmmm, sebenarnya gue juga pengen kesini. Hanya saja dibutuhkan biaya yang lumayan besar agar bisa menginjakkan kaki ke Bukit Raya.
       Ditunggu cerita serunya pak, Irvan!
Konon katanya beliau memiliki misi ingin menahlukkan Seven Summit di Indonesia. Semoga berhasil,Pak! Â
Â
      Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H