IKUT KOMUNITAS LARI
Jujur, dulu, gue paling anti ikutan komunitas (apa saja). Mungkin karena gue yang memiliki karakter introvert sehingga kurang suka berada di keramaian dan ngumpul beramai-ramai. Rasanya kok nggak nyaman. Ternyata nggak juga. Tergantung kita melihatnya dari sisi mana.
Memang, rata-rata orang yang tergabung dikomunitas lari tujuannya pasti ingin meningkatkan kuwalitas berlarinya. Karena, di komunitas kita diajarkan tehnik-tehnik berlari. Juga sering lari bersama. Mulai dari easy run sampai long run. Perlahan-lahan gue masuk ke komunitas sekedar mencuri ilmu yang gue butuhkan untuk performa lari gue. Hanya sesekali datang di komunitas bukan menjadi anggota tetap.
Satu hal yang tidak gue suka di komunitas itu, sering menjadi ajang pamer. Ya, pamer apa saja yang bisa dipamerkan. Mulai dari sepatu, jersey, atau apa saja deh. Kalau sudah begini, gue memilih mundur perlahan-lahan. Nggak mampu,cuy!
SIAPA BILANG OLAHRAGA LARI MURAH?
Ini adalah pertanyaan mendasar yang perlu gue tegaskan. Siapa bilang olahraga lari itu olahraga murah? Mungkin, dulu, sebelum gue menekuni olahraga ini dengan seksama, gue berlari bermodalkan sepatu dan pakaian seadannya. Bahkan yang gue pakai bukan sepatu khusus untuk berlari. Begitu juga dengan jersey-nya.
Akhirnya, teman menganjurkan agar gue memakai sepatu khusus untuk berlari. Begitu juga dengan kaos dan celananya. Berburu lah ke Sportstation di salah satu mall atau took perlengkapan olahraga lainnya secara online. Sempat terkaget-kaget melihat harga yang tergantung di masing-masing item. Untuk sepatu lari saja, gue harus merogoh kocek  1 juta ke atas. Karena, hamper semua merk sepatu dengan brand ternama membandrol sepatunya mulai dari 1 jutaan.
Begitu juga dengan jersey-nya. Kaos dryfit dibandrol mulai dari 300 rb hingga tembus ke angka 1 juta-an lebih. Gilaa!!! Ini mau lari atau mau apa? (bisik gue). Sama halnya dengan celana nggak jauh beda dengan kaos.Â