Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Runner, Photo/Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. sejak 2021 menyukai dunia lari di usia setengah abad. target bisa Full Marathon. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Jalan Panjang Menuju Film Kutukan Sembilan Setan Part 1

31 Mei 2023   22:10 Diperbarui: 31 Mei 2023   22:11 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah tertunda sedikit lama, akhirnya film Kutukan Sembilan Setan, garapan rumah produksi PIM Picture akan tayang juga bulan Juni nanti di layar bioskop di seluruh Indonesia. Senang banget rasanya. Karena, film ini juga merupakan film layar lebar pertama dimana gue sebagai penulis skenarionya. Sebenarnya, saat pengerjaannya, ada rasa nggak yakin dan kurang pede. Berkat keyakinan sang produser, akhirnya gue mencoba untuk menulis skrip-nya. "Ayo, lae! Kamu pasti bisa. Ini  kesempatan emas." Ujar Lae Agus, sang produser kala itu.

Baiklah, sebelum film ini selesai di produksi, gue pengen flashback ke belakang, mengenang kembali tentang bagaimana awal mula  bertemu dengan sang produser juga tentang film ini sampai bisa diangkat ke layar lebar.

Tahun 2018, sekitar bulan April, di sebuah kafe di kawasan Rawanganun, gue pertama kali bertemu dengan sang produser PIM Picture, namanya Agustinus Sitorus. Waktu itu, gue disuruh tim produksi sebuah PH yang akan menggarap naskah drama komedi yang gue tulis untuk bertemu produser Filosofi Kopi dan Love For Sale. Pertemuan pertama itu tujuannya sebenarnya mau mengasih draft skenario bertema drama komedi yang telah gue tulis dan akan di produksi oleh seorang produser perempuan Indonesia yang tinggal di Amerika. Sebelumnya mereka pernah bekerjasama mengerjakan proyek film layar lebar juga.

"Namanya Agustinus. Ntar, kalo lo ketemu sama dia,  usahakan agar dia mau ikut bergabung memproduksi film ini. Dia jadi Eksekutif produser." ujar salah seorang tim produksi. Gue sempat keder juga nih. Masak gue yang ditugaskan ketemu produser? Canggung banget. Dalam bayangan gue, seorang produser itu pasti sosok bapak-bapak seusiaan Raam Punjabi (Multivision) atau Leo Sutanto (SinemaArt). Bisa mati gaya gue kalo ditanyain tentang karya gue. Asli, sebelum ketemu gue sudah over thinking.

foto dok PIM
foto dok PIM

Akhirnya, kami sepakat untuk bertemu disebuah kafe di daerah Rawamangun. Sebelum bertemu, kami hanya berkomunikasi lewat pesan singkat. Gue memanggilnya "Pak Agus". Sampai akhirnya, saat bertemu kami saling memperkenalkan diri yang akhirnya mempertegas kalau kami sama-sama berdarah Batak. Dia bermarga Sitorus (Batak Toba) sedang kan gue Barus (Batak Karo). Panggilan "Pak" berubah menjadi panggilan "Lae" (panggilan akrab antar laki-laki khas Batak.) dugaan gue tentang sosok seorang produser yang kebapakan langsung luntur seketika. Ternyata usianya jauh lebih muda dari gue. Panggilan "Lae" kayaknya sudah paling klop!

Dalam pertemuan itu, gue mengasih draft naskah Drama Komedi yang sudah gue tulis. Sempat dibaca-baca. Tapi, ternyata, seperti dia kurang tertarik.

              "Selain drama komedi ini, lae punya stok cerita lain, nggak?" tanya lae Agus.

              "Ada, sih."

              "Cerita tentang apa,tuh?"

              "Drama ada, horor juga ada."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun