Pukul 3.30 Sore nyampe Taman hidup langsung mendirikan tenda. Setelah semua tenda berdiri kokoh, kami mulai bermain dan menikmati keindahan Danau Taman Hidup dengan secangkir minuman panas ditangan. Ini merupakan salah satu danau tertinggi di Indonesia. Selain ada danau Segara Anak dan Dana Ranu Kumbolo. Berfoto-foto juga mengambil stok video untuk footage konten youtube gue.
Sore hari, kami mulai bagi tugas memasak utk makan malam. Malam itu kami hanya memasak ikan asin, indomie rebus, nasi dan nugget. Kalau di Gunung makan mie rebus benar-benar nikmat sekali. Selesai makan malam, kembali memasang api unggun. Ngopi-ngopi, ngobrol sambil ngemil cemilan menjadi aktivitas malam terakhir kami di Gunung Argopuro.
Tidur pun masih kurang nyenyak di malam ketiga. Malam terakhir yang seharusnya bisa menyenyakkan kelelahan kami. Tapi, lagi-lagi badai angin kembali mengusiknya.Â
Sehingga hampir semua teman mengalami tidur kentang alias tidur kena tanggung. Tapi, Puji Tuhan, meski tidak nyenyak keesokan paginya kami masih terlihat segar bugar. Pagi hari bangun dengan segar bugar. Melakukan aktivitas masak dan menikmati kopi pagi. Sinar matahari pagi membuat kesempurnaan pagi kami.
Sebelum meninggalkan Danau Taman Hidup, kami memasak sedikit serius. Nasi kuning dan nasi goring dengan menu komplit. Nasi kuning, ikan teri, amobon, telor suir, sambal Bu Rudi serta bawang goring looks perfect bukan? Dan soal rasa tidak perlu diragukan lagi. Kami ingin mengizi perut dengan gizi yang sempurna. MAkanan yang masuk ke dalam perut juga tidak asal masuk. Semua mengandung gizi agar stamina tubuh kami tetap prima.
Usai makan, kembali berkemas. Carrier untuk terakhir kalinya di repacking dan tidak dibuka-buka lagi. Begitu juga dengan tenda dilipat untuk tidak dibentangkan lagi. Karena ini hari terakhir kami berada di Gunung Argopuro. Â Lokasi nge camp dibersikan lalu kami meninggalkan Danua Argopuro untuk kembali ke basecamp Bremi.
Dari Danau Taman Hidup butuh waktu lumayan panjang menuju basecamp bremi. Dua jam berjalan kaki melintasi hutan, kami melanjutkan dengan naik ojek yang sudah menanti kehadiran kami. Ojek benar-benar menjadi malaikat penyelamat disaat kami sudah mulai letih melangkah. Kaki serasa enggan untuk melangkah lebih jauh lagi. Butuh biaya Rp.75 ribu mengantarkan kami ke basecamp Bremi.
And, thanks God, nyampe di basecamp Bremi sekitar pukul 2 Siang. Hal utama yang gue lakukan adal mencari warung minuman dingin. Air mineral 1.5 liter langsung gue teguk sampai habis. Sudah teramat kangen dengan air mineral dan juga teh Pucuk dingin. Â 3 hari hanya minum air gunung yang dibilang bersih tapi masih ragu. Karena masih ada kotoran di dalam botol setiap kali mengambil air dari sumber mata air.Â
Apalagi saat di Danau Taman hidup. Airnya masih berbau amis. Namanya air danau yang banyak ikannya tentu mengandung bau. Apa daya, digunung apa pun bisa kita nikmati kalau sudah kepepet termasuk air untuk diminum. Buktinya, selama di gunung dan meneguk air yang tidak dimasak perut kami tidak pernah bermasalah. Everything is  fine!