Dari Pos mata Air 1 ke Pos Mata Air 2 hingga Sabana Kecil, Sabana Besar dan sampai akhirnya di Pos Cikasur yang padang sabanannya edan! Luassssss banget!!! Viewnya luar biasa. Ada sungai Qolbu yang ditumbuhi tanaman selada air.Â
Selada airnya segar-segar dan bisa dikonsumsi. Kami pun tidak menyia-nyiakannya dijadikan sayur untuk makan malam. Eh, makan malam atau siang ya? Sayurnya endessss!!!Â
Selain itu, di Cikasur banyak burung merak. Bersyukur sekali bisa melihat sekawanan burung merak. Selain burung merak, ada Babi hutan, Musang dan burung-burung kecil yang kicauannya menyambut pagi kami.
Konon katanya, di Jaman Jepang dulu, Cikasur menjadi landasan Udara bagi tentara Jepang. Dan, untuk membangun landasan tersebut banyak warga lokal yang diperbudak, dipekerjakan secara paksa.Â
Tragisnya lagi, ketika landasan selesai dibangun, para buruh lokal dibunuh dengan cara ditimbun hidup-hidup. Tragis bukan? No wonder kalau lokasi Cikasur ini cukup mistis. Energi negatifnya kuat sekali.Â
Gue yakin, bagi yang memiliki sixth senses pasti bisa melihat seperti apa suasana dunia tak kasat mata di Cikasur.Â
Tapi, gue ogah berkisah tentang itu meski secara mata bathin gue bisa berinteraksi dengan mereka. Biarkan mereka dengan dunianya, gue dan teman-teman dengan dunia kami. Saling menghargai.
Nginap semalam di Cikasur, keesokan harinya kami melanjutkan pendakian ke tempat yang lebih tinggi. Seperti apa kisahnya? Tunggu lanjutannya ya.Â
Oiya, agar lebih bisa melihat suasana pendakian kami secara visual, anda bisa menonton videonya di channel youtube gue linknya ada di bawah ini.
Check this out!