Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Runner, Photo/Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. sejak 2021 menyukai dunia lari di usia setengah abad. target bisa Full Marathon. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Wajah Baru Perpustakaan Jakarta Taman Ismail Marzuki, Bikin Betah Berlama-Lama

29 Agustus 2022   07:48 Diperbarui: 29 Agustus 2022   07:50 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah beberapa kali datang ke Taman Ismail Marzuki (TIM) untuk mengunjungi Perpustakaan tapi masih dilarang masuk dikarenakan masih dalam proses finishing pembangunan. Sampai akhirnya, mendapat informasi kalau pada bulan tanggal 7 Juli 2022 lalu, Perpustakaan sudah dibuka dan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Saya pun langsung antusias pengen datang kesana.

Karena, bagi saya perpustakaan itu bagaikan "surga-nya" buku. Disana banyak sekali buku-buku yang siap untuk dibaca. Sejak masih kecil, saya memang gemar membaca. Sayangnya masa-masa kecil saya terlahir dari keluarga yang bukan tajir melintir. Setiap ingin membeli buku bacaan atau majalah, saya harus nabung dulu baru keinginan tersebut bisa terwujud.

Hingga beranjak remaja, saya yang sudah bisa berpergian, tempat yang paling sering saya kunjungi adalah toko buku atau perpustakaan. Kalau ke toko buku tentu banyak buku-buku (novel) atau majalah-majalah yang bisa dilihat dan dibaca. Syaratnya kalau bungkus plastik dari buku atay majalah sudah terbuka. Kalau masih terbungkus plastik, saya hanya bisa membaca judul-judul artikel di cover majalah tersebut. Kalau sudah mentok dengan rasa penasaran, saya nekad merobek bungkus plastik majalah dan membaca isi artikel tersebut. Ya, kalau ketahuan sama penjaga toko paling juga dimarahi dan diusir, deh. Besok-besok kalau datang lagi pasti menjadi incaran untuk awasi. Cara mengakalinya ya pura-pura beli buku atau majalah (karena sudah ada uang terkumpul).

Beda dengan perpustakaan, saya bisa duduk berlama-lama di deretan buku-buku cergam (cerita bergabar), novel anak-anak atau buku-buku autobiografi. Rasanya enggan meninggalkan perpustaan kalau belum tuntas membaca satu buku atau lebih. Saya dulu punya prinsip hidup setiap kali datang ke perpustakaan,"Pantang Pulang Sebelum Tuntas Membaca Satu Buku."   Karena, sayang rasanya waktu terbuang sia-sia jika tidak menuntaskan baca buku.

Begitulah sekelumit kisah anak kolong yang gemar membaca tapi terbentur dana. Sampai-sampai Perpustakaan menjadi salah satu tempat terfavorit dalam hidupku. Hingga saya beranjak dewasa dan sampai saat ini, took buku atau perpustakaan menjadi tempat favoritku. Sangkin sukanya dengan perpustakaan, saya pernah bercita-cita ingin punya perpustaan sendiri dirumah. Dan, impian itu terwujud dengan seringnya membeli buku dan mengoleksinya. koleksi-koleksi buku yang saya beli dan baca tersimpan rapi di pojok ruangan kerja saya. Ada ribuan buku tersusun rapi di rumah saya. Meski sudah tidak dibaca lagi, namun ketika hendak disedekahkan pada orang lain kok ada rasa sedih, ya. Karena saya punya kisah tentang buku-buku itu. Tapi, setelah disortir ada ratusan buku yang sudah saya sumbangkan ke pecinta buku atau komunitas yang gemar membaca buku. Juga ke sekolah-sekolah di pelosok kampung.

foto dokpri
foto dokpri

Anyway, balik ke Perpustakaan Jakarta Taman Ismail Marzuki. Dua minggu lalu, saya sempat berkunjung kesana dan membuat saya speechless. Terkagum-kagum dengan konsep revitalisasi bangunannnya. Arsitektur bangunannya keren bangettttt! Semua terkonsep dengan apik.

Karena warga baru di perpustakaan dengan wajah barunya, maka ada syarat-syarat yang harus kita lakukan sebelum masuk ke dalamnya. 

  • Kita bisa registrasi online di perpustakaan.jakarta.co.id. Dikarenakan jumlah pengunjung ke perpustakaan masih dibatasi sekitar 300 orang pengunjung/hari. Jadi, kalau quota full pada hari tersebut, kamu bisa daftar di hari berikutnya.
  •  
  • Agar bisa menjadi anggota di perpustakaan Jakarta, kita bisa mendaftarkan diri di Jaklitera. Atau bisa juga saat datang di lokasi. Anda akan diberi panduan untuk mendaftar menjadi anggota.

  • Supaya tidak sia-sia datang, anda juga harus tahu jam operasi perpustakaan Jakarta. Mulai beroperasi dari jam 09:00 sampai 17:00 WIB.

  • Tidak boleh membawa makanan dan minuman. Hanya diperbolehkan membawa gadget dan hape. Barang-barang anda yang tidak boleh dibawa bisa dititip di locker.

  • Jika membawa anak kecil, jangan khawatir, ada sarana anak-anak untuk bermain dan membaca.

  • Boleh meminjam buku asal mengikuti syarat dan prosedur.  

foto dokpri
foto dokpri

Oiya, di area perpustakaan juga sangat instagramable. Bagi kamu yang suka swafoto, silahkan mencari spot yang bagus untuk dipajang di akun sosmed anda. Selama mencoba,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun