Pernah nggaksih, anda kesal dengan komen-komen teman,rekan atau siapa pun yang ada di akun sosmed anda? Apalagi ketika anda baru memposting foto tentang aktivitas anda. Misalkan seperti ini.
"Ingat Umur, Bro!"
"Jangan diporsir, Ingat usia."
"Sudah tua, nggak boleh capek-capek."
"Ih, kayak ABG saja."
Banyakkkkkk sekali komen-komen yang menurut aku sedikit menggelitik setiap kali aku posting sesuatu yang berbau kegiatan outdoor yang berhubungan dengan fisik. Misal, aku posting kegiatan olaharaga berlari yang memang menjadi salah satu olahraga yang rutin aku lakukan (seminggu 3 kali). Ketika foto terposting di akun sosmed pribadi, mulai bermunculan komen-komen yang menurut aku seperti juru kunci kesehatan dari badan dunia  WHO.  "Sok peduli" tapi menurut aku sih cenderung ke hal negative alias nyinyir,
"Sudah tua,lo. Jangan sok kuat pake olahraga lari segala."
"Hati-hati. Pingsan, bro!"
Begitu juga ketika aku memposting aktivitas outdoor mendaki gunung atau traveling yang berbau adventure. Kebetulan lagi, aku memang suka mendaki gunung dan traveling yang sifatnya adventure. Memposting foto-foto bukan berarti mencari perhatian melainkan ya, gunanya sosmed juga kan untuk menyimpan foto kenangan. Kalau pun dilihat orang ya, siapa tau bisa menjadi inspirasi pengen ikutan naik gunung.
Tapi, kalimat-kalimat yang cenderung nyinyir pun kembali berkumandang. Ya, seru aja sih membacanya. Tapi, kok sempat-sempatnya memberi komentar membawa-bawa usia. Apakah salah kita berolahraga atau pun melakukan hobi kita sejauh kita mampu dan fisik kita mendukung. Toh, smeua itu dilakukan semata-mata bukan unjuk kebolehan melainkan ya karena suka. Karena hobi. Tidak ada embel-embel lain supaya dibilang sok kuat dan sebagainya.
Sebenarnya aku orang yang paling malas melihat-lihat postingan orang di sosmed. Apalagi memberi komentar kalau tidak penting, Bagiku, akun sosmedmu adalah wadahmu untuk memposting saja. Wadah untuk kamu berekspresi tanpa merugikan siapa pun. Karena kamu juga melakukan semua kegiatanmu tidak merugikan orang lain atau tidak meminta bayaran atau juga tidak dibayar mereka. Jadi, segala kegiatanmu sama sekali tidak merugikan siapa pun bahkan dirimu sendiri.
Hal yang paling sangat mengganggu dengan pertanyaan mereka adalah tentang usia. Ada Apa Dengan Usia?  Apakah dengan usia yang semakin mature kita harus menyikapi diri kita untuk minta dikasihani? Melehakan diri agar mendapat perhatian? Atau juga di usia yang mature saatnya kita mulai bersakit-sakitan  alias penyakit mulai menggerogoti tubuh kita? Tentu tidak bukan? Atau bisa juga iya, tergantung seperti apa anda men treatment jiwa dan raga anda.
Sebagai gambaran, aku suka olahraga karena itu penting untuk kesehatan tubuhku. Bagiku, tubuh yang sehat ya banyak benefit-nya. Bagaimana supaya mendapat benefit itu, kuncinya ya, konsisten. Aku suka olahara karena aku tahu hobiku membutuhkan stamina dan fisik yang kuat ketika hendak melakukannya. Ya, seperti mendaki gunung, kita harus memiliki stamina yang kuat. Medan yang akan dilalui bukan medan biasa. Sangat terjal berliku bahkan harus memanjat atau merangkak juga.
Mendaki Gunung juga bukan hobi yang kemaren sore aku lakukan. Mungkin sudah hampir 20 tahun sudah aku jalani. So far, selama mendaki, tidak pernah dan tidak mau menyusahkan pendaki lain.
Begitu juga olahraga Lari. Itu bukan olahraga musiman atau gaya-gayaan. Aku sudah suka berlari mungkin sudah lebih dari 10 tahun. Dan itu kulakukan secara konsisten. Ada atau tidak ada teman berolahraga, aku akan melakukannya sendiri. Jadi, tidak ada yang instan dengan kegiatan olahraga dan hobi yang aku lakukan,
Jika di usia yang mature ini aku masih bisa melakukan hobi mendaki gunung dan olahraga berlariku tentu semua bukan serba instan. Semua berproses. Jadi, tidak ada hubungannya dengan usia. Harus dibuang jauh-jauh stigma usia senja harus melemah. Usia senja harus tidak boleh kemana-mana. usia senja harus menunggu mati. No way!
Jadi, jangan pernah batasi dirimu hanya gara-gara kamu sudah merasa tua. Tua itu bukan berarti kita tidak bisa beraktivitas. Tua itu justru ketika kita sudah tidak bisa melakukan apa pun. Satu hal yang harus difahami, jagalah tubuhmu, It's only place you have to live. Ya, minimal tubuhmu sehat sehingga dirimu tidak menyusahkan orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H