Akhirnya, setelah 3 jam ngantri, giliran pesanan saya diolah Mbah Satinem. Terkesan lambat memang tapi ya seperti itulah Mbah Satinem.  perempuan yang sudah sepuh namun masih tetap bekerja sesuai pasionnya. Dia meracik dagangannya seorang diri.  Sedangkan Mukinem (anaknya ) yang mendampinginnya  hanya sebagai perantara pembeli dan penjual dan bagian keuangan. Yang meracik semua jajanan ala Mbah Satinem ya perempuan berusia 70 tahunan itu. Mungkin snetuhan langsung jari jemari tangan Mbah Satinem yang membuat kenikmatan disetiap racikan lupis dan kawan-kawannya.Â
Setibanya di hotel, saya langsung mencicipi seperti apa nikmatnya kudapan ala mbak Satinem. dan, ternyata tidak sia-sia ngantri berjam-jam untuk mendapatkan 3 bungkus lupis, cenil, tiwul dan kawan-kawannya. Nikmat sekali.Â
Oiya, untuk satu porsi lupis dibandrol Rp.10.000 hingga Rp.15.000- worth it lah dengan kenikmatannya yang pulen dan renyah di lidah.Â
Seperti apa sih sosok Mbah Satinem dan seperti apa dia mengolah dagangannya? saksikan video di bawah ini ya...