Akhirnya, saya menyempatkan diri menulis kisah perjalanan traveling saya ke Gunung Runjani. Setelah hampir setahun, saya tidak mampir ke blog Kompasiana ini, bukan lupa atau karena malas. tapi, karena  selama ini saya lebih asyik di ranah Youtube channel saya.  Memang sih, beberapa tahun belakangan ini saya lebih fokus buat konten video ketimbang konten tulisan di Kompasiana.Â
Alasannya sih simple, di Youtube saya sudah menghasilkan duit sedangkan disini masih belum dan hanya sekedar menyalurkan hobi menulis saya yang sudah ada jauh sebelum saya mencintai dunia edit mengedit video.Â
Akhirnya kebablasan deh asyik di konten creator sampai melupakan dunia tulis menulis yang membesarkan nama saya.
Selama saya alpa menulis, ebenarnya,  sudah banyak banget tempat yang saya jelajahi juga ada beberapa Gunung yang sudah saya daki tapi lupa atau malas untuk nge share atau  mengisahkannya kesini. Hmm, mungkin kadung energi sudah terkuras membuat video kali ya. tapi, kali ini saya mau berkisah ketika saya mendaki gunung Rinjani di penghujung bulan Oktober lalu.Â
Pengalaman kedua mendaki gunung Rinjani.  tahun 2013 lalu, saya sempat mendaki Rinjani dan sampai puncaknya. Awalnya sempat kapok mendaki Rinjani karena capeknya nampol dari ujung kepala sampe ujung kaki. eh, ternyata kapoknya palsu. Buktinya saya masih mau lagi diajak  mendaki Rinjani dan ternyata siksaan dan capeknya masih nampol juga.... entah lah, saya yang labil atau hobi yang mendaki gung yang terlalu menggoda.Â
Sebenarnya saya pengen mendaki Rinjani bertepatan dengan hari lahir saya yang jatuh tanggal 1 November kemaren. Seperti tahun lalu, bertepatan ultah saya, saya merayakannya di gunung Buthak di Malang (Vidoenya ada di channel saya) . kali ini keberangkatan lebih awal yaitu 24 hingga 27 Oktober. karena saya ikut open trip dan jadwalnya yang ada cuma tanggal segitu. akhirnya saya ngikut saja lah. yang jelas, pas Ultah, video pendakian saya sudah tayang di channel Youtube saya (klik link di bawah ya...)
Pendakian kali ini melewati jalur Sembalun lintas Torean. Lintas Torean ini merupakan lintasan baru. sebelumya, sebelum gempa ada lintas Senaru Sembalun. Tapi, karena gempa 2018 lalu, Lintasan itu rusak parah dan sulit dilalui. Akhirnya pihak Rinjani membuka  Jalur Lintas Torean. Ternyata Lintas Jalur Torean jauh lebih edan medannya. naik turun lembah yang bikin energi bener-bener terkuras. Jika mental dan stamina anda masih mpot mpotan, mending jangan naik Gunung Rinjani deh. Capeknya nampollll... Apalagi lintas Torean.Â
Seperti apa sih keseruan saya mendaki gunung Rinjani, kalian bisa menontonnya di channel Youtube saya di bawah ini. Jangan lupa kasih komen dan di subscribe ya...
Next saya akan cerita keseruan lainnya tentang Gunung Rinjani. Â Ciaooo!!!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H