Mereka memiliki channel Youtube dan memiliki viewers dan Subscriber yang mentereng. Sementara mereka yang bukan siapa-siapa, untuk mendapatkan satu subscriber saja Saranya sulit sekali.Â
Meski pun mereka sudah mencoba membuat tayangan (video) yang serius dengan editing dan tehnik-tehnik yang ciamik, namun, yang Namanya viewers tetap dalam hitungan puluhan saja. Begitu juga dengan subscriber yang begitu sulit bertambah. Yang ada malah berkurang.
Seperti teman saya yang sudah lama berkecimpung di dunia Youtube dan cukup ahi dalam edit mengedit video. Saat ini dia berada diujung keputus asaan, karena akun Youtube-nya seperti jalan ditempat. Berbagai cara sudah dilakukan agar videonya tampak keren. Tapi, sayangnya, yang menonton channelnya hanya orang-orang terdekatnya saja. Bahkan, teman dekat pun jarang menonton. Mau menonton  kalau sudah mendapat ancaman dari dia.
"Enak ya jadi selebritis, mereka buat channel Youtube sekarang eh besoknya jumlah subscriber sudah ratusan ribu. Adsense langsung di setujui. Iklan langsung muncul di channel mereka. Sementara aku, untuk mendapat persetujuan Adsense butuh waktu dua tahun. Lama bangett!!" curhatnya.
Ya, begitulah lika liku di dunia per-youtube-an. Yang lama belum tentu bisa dijadikan "senior" dan memiliki subscriber yang banyak. Hukum Popularitas bisa menjadi pertimbangan agar channel anda bisa cepat mendapatkan subscriber dan viewers. Dan, Video yang bagus dan edukasi belum bisa menjadi jaminan channel anda layak untuk ditonton. Harap bersabar. Â Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H