Oiya, Suku Baduy itu ada dua; Baduy Luar dan Baduy Dalam. Konon katanya penduduk di Desa Suku Baduy luar adalah mereka-mereka yang telah melanggar adat Desa Baduy Dalam sehingga akhirnya mereka di keluarkan atau memilih keluar dari Desa Suku Baduy Dalam. Karena Di Baduy, hukum adatnya masih kuat dan warganya sangat memegang teguh adat tersebut.
Tiba di Desa Baduy Luar, kami masih bisa menikmati alamnya sambil berfoto-foto pake kamera dan hape. Kami masih bisa bernyanyi-nyanyi dan juga masih bisa melihat dan menikmati dagangan  penduduk Baduy Luar. Sekilas mereka masih terlihat sama persis dengan warga Indonesia kebanyakan.Â
Hanya saja, yang membedakan Penduduk Asli Suku Baduy adalah mereka tidak boleh dan tidak pernah memakai alas kaki apa pun (sandal atau sepatu). Karena, jika ketahuan mereka akan kena hukum adat.
Selain itu, yang menandakan lainnya adalah pakaian. Mereka mengenakan pakaian yang terbuat dari kain yang di tenun berwarna putih atau hitam. Mereka juga mengenakan ikat kepala yang juga terbuat dari kain tenun. Sangat menarik untuk ditelusuri kenapa mereka mengenakan pakaian yang coraknya seperti itu tersu menerus. Apa nggak bosan? Â Ternyata itulah peraturan adat yang tidak boleh dilanggar. Jika dilanggar mereka harus siap kena sanksi adat.
Baru menginjakkan kaki di Desa Baduy Luar saja hati ini sudah begitu excited. Karena, kebetulan aku sangat suka dengan hal-hal yang berbau budaya. Apalagi budaya Baduy ini masih sangat kental atau asli, belum terkontaminasi dengan peradaban budaya kota.
Selanjutnya, kami melanjutkan perjalanan lagi menelusuri jalan setapak nan berliku menuju Desa Suku Baduy Dalam. Butuh waktu 4 jam perjalanan yang harus kami tempuh dengan berjalan kaki.
Kisah selanjutnya menuju Desa Suku Baduy Dalam. Stay Tune!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H