Weekend kemaren, saya menemani teman ikut perlombaan lari yang diselenggarakan salah satu brand terkenal.
Sebelum berangkat, teman saya sudah tampil maksimal dengan outfit larinya. Semua serba colorful. Sementara saya mengenakan pakaian lari yang seadanya.
Bagi saya, lari ya lari. Nggak perlu memikirkan kostum apa yang dipakai. Yang penting nyaman dan tidak norak.
Sebelum pergi, teman saya minta di fotoin dengan outfit kerennya dengan berbagai angel.
Kemudian, layaknya seorang juri lomba foto, dia memilih foto terbaik dari puluhan foto yang saya jepret tadi.
Lalu, foto tersebut diedit sedemikian sempurna sebelum di posting ke akun sosmed-nya. Mulai dari Facebook, Instagram dan Twitter.
"Jangan lupa, foto gue di like ya.." pintanya ke saya.
"Busyet, lo pelari sejati atau pelari konten,sih. Dikit-dikit posting, dikit-dikit posting."
"Lari sih lari. Memikirkan konten itu juga wajib." Jawabnya sambil bercanda.
Tiba di lokasi, teman saya langsung heboh memperhatikan teman-teman racer-nya.
"Lihat deh, outfit pelari si A keren banget. Merk Tracksmith, tuh."
"Sepatunya Nike Zoomfly 3, tuh.."
"Jam tangannya pasti garmin, tuh. Â Â
Setahun belakangan ini, teman saya begitu tergila-gila dengan olahraga lari. Ya, seperti kita ketahui, olahraga lari sejak beberapa tahun belakangan ini memang sedang happening. Begitu banyak orang tiba-tiba menggeluti olahraga lari.
Sebenarnya impact yang positif juga sih, kalau olahraga lari digandrungi banyak orang. Berarti mulai banyak yang sadar akan arti kesehatan.
Di balik kegemaran berlari, teman saya ini juga begitu getol memposting segala hal yang berhubungan dengan aktivitas larinya. Mulai dari komunitas lari yang dia ikuti, sampai medali-medali yang dia dapat dari perlombaan lari yang dia ikuti. Semua di pamerkan di akun sosial medianya. Mulai dari FB, Twitter, Instagram hingga channel youtube.
Foto-foto dan video yang terpajang semua sudah lolos dari seleksi yang super ketat. Tidak boleh ada postingan yang tidak lolos dari aplikasi light room. Konon katanya aplikasi Light room bisa merubah foto yang biasa menjadi luar biasa. Hmmmmm, baik lah.
"Pokoknya demi konten, semua aktivitas lari gue harus maksimal."
"Maksud lo?"
"Ya, untuk sebuah foto yang bagus, tidak hanya pengambilan angel bagus saja yang dibutuhkan. Melainkan semua outfit yang kita pakai juga harus mendukung agar terlihat kece."
"Maksud lo?"
"Lu tau nggak, rata-rata pelari yang gue kenal itu bela-belain beli outfit bagus dan mahal demi konten. Bukan demi lari."
"Jadi, lu dikategorikan pelari konten dong? Semua yang lu lakukan semata-mata demi konten."
"Hmmm, bisa iya, bisa nggak juga. Karena, dengan berlari gue merasa badan gue jadi fit dan bugar. Dengan badan bugar, apa yang gue pakai juga terlihat menarik."
"Ah, ngeles, lu. Yang jelas lu bangga dong disebut sebagai pelari konten?"
"Hmm.. terserah elu deh."
Nah, kalau kamu yang suka olahraga lari, apakah kamu termasuk dalam golongan pelari konten atau pelari sejati?
Pelari yang tidak terlalu memperdulikan outfit dan social media. Bagi kamu, lari is lari. Nggak perlu oranglain tahu kalo lu sedang aktif dengan olahraga tersebut. Yang penting kamu merasakan manfaatnya. Tubuh segar dan bugar.
Hayo kamu pelari mana??
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H