Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Runner, Photo/Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. sejak 2021 menyukai dunia lari di usia setengah abad. target bisa Full Marathon. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Berhenti Merokok, antara Niat dan Godaan

7 Februari 2020   11:41 Diperbarui: 7 Februari 2020   11:50 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya gue paling malas membahas masalah ROKOK. Karena tidak bakalan ada habis-habisnya. Tapi, entah kenapa, setiap kali bertemu dengan teman-teman perokok, mereka selalu bilang begini,

"Lu nggak merokok,Ver?"

"Nggak. Gue sudah berhenti."

"Ha? Kok bisa? Gimana caranya?"

"NIAT!"

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu berulang-ulang ditujukan pada gue, setiap kali bertemu dengan perokok. Basi banget bukan? Seperti ada yang aneh melihat gue yang ganteng ini tidak merokok (Chuiihh!!!). Dan, mereka pinginnya gue juga ikut berbaur dengan mereka yang perokok.

Hmm... No Way!

Sebenarnya dunia rokok merokok pernah akrab dalam kehidupan gue. Ya, akrab banget malah. Bayangin saja, dalam sehari gue bisa menghabiskan dua bungkus rokok. Itu kalau lagi sendiri. Kalau sedang ngumpul-ngumpul dengan teman atau sedang hangout ke klub atau dugem, 4 bungkus raib dalam hitungan beberapa jam saja. Hebat kan? hahahha

Tapi itu dulu. Ya, dulu banget malah. Gue merokok sejak duduk di bangku SMP sampai gue berusia hmmm.. berusia berapa ya? Yang jelas, gue memutuskan berhenti merokok tahun 2004. Setelah melewati masa-masa ke-labil-an antara berhenti dan niat merokok lagi, alias kentang alias kena tanggung.

Waktu itu, alih-alih pengen berhenti merokok tapi, melihat teman merokok eh malah tergoda lagi. Setiap hari ada saja alasan untuk merokok dan merokok lagi. ya, bablas merokok aktif lagi deh. Tapi, sejak tahun 2004, gue benar-benar berhenti total merokok. Puji Tuhan, sampai detik ini gue memang sudah stay away from Cigarette. 

Caranya sederhana yaitu; NIAT!

So many silly questions yang ditujukan ke gue, ketika teman-teman tahu kalau gue sudah berhenti total merokok. pertanyaan bodoh yang paling menonjol adalah,

"KOK BISA?"

 "BAGAIMANA CARANYA?" 

Padahal tentu mereka sudah tahu pasti jawabannya. Tapi tetep saja pertanyaan itu dilontarkan. Ya, makin kelihatan bodohnya bukan?

Menurut gue, rokok itu ibarat Narkoba yang dilegal kan. Kenapa gue bilang demikian, ya, karena segala sesuatu yang membuat orang kecanduan, itu sama dengan narkoba. Hanya saja, merokok dilarang tapi diperbolehkan pemerintah dengan sejuta alasan. 

Sedangkan narkoba dengan tegas dilarang tapi tetap sulit diberantas, karena peminatnya yang banyak juga. Juga masih dinikmati pemakainya. Coba perhatikan layar tv anda, sudah berapa tahun pemerintah mencanangkan memberantas narkoba, tapi tetap tidak bisa tuntas bukan? Malah semakin merajalela.

Bingungkan? Gue juga bingung. Artinya, merokok dan narkoba sama-sama membuat orang kecanduan. Sama-sama membuat orang pengen lagi dan lagi. Sama-sama membuat orang banyak alasan untuk menikmatinya dan sama-sama bikin Bokek.

Kenapa gue malas membahas masalah rokok, ya, karena teman-teman gue banyak yang perokok. bahkan di kantor gue rata-rata perokok. Gue tidak bisa dan tidak akan pernah melarang mereka supaya berhenti merokok. (emang gue bapaknya?). 

Berhenti hanya bisa dilakukan jika seseorang ada NIAT untuk berhenti. Sama halnya ketika seseorang ingin coba-coba merokok. Mulai dari coba-coba akhirnya bisa dan jadi kecanduan bukan? Nah, seharusnya berhenti juga harus coba-coba juga dong. Dari coba-coba akhirnya bisa berhenti total. Gue bisa kenapa lu kagak? Gitu deh selalu gue sampaikan pada teman-teman gue yang punya niat berhenti tapi "kentang!"

Meski enggan membahas soal rokok, Tapi tidak ada salahnya kalau gue berbagi tips berdasarkan pengalaman gue yang sukses berhenti dan tidak kepingin mencoba merokok lagi meski diiming-imingin apa pun.

Dokpri
Dokpri
Berikut tips-nya:

1. NIAT : 

Hal utama yang harus anda lakukan adalah niat. Tanya pada diri Anda seberapa besar keinginan Anda untuk berhenti? Jika masih ada keinginan untuk melirik bungkus rokok, mengambil sebatang lalu menghisapnya, berarti Anda belum punya niat. Niat itu harus bulat tekad. Setelah punya niat kemudian lakukan lah niat tersebut. Kalau masih gagal, berarti niat Anda bohong-bohongan. Hanya Anda yang tahu kalau itu niat sungguhan atau tidak.

2. OLAHRAGA:

Biasanya, perokok paling malas kalau diajak berolahraga. Ya, meski ada juga teman-teman gue yang rajin olahraga tapi rokoknya juga kencang. menurut gue sih ini kebodohan yang dilestarikan. Bayangin saja, sudah capek-capek menyehatkan diri dengan olahraga, eh, malah dirusak lagi dengan memasukkan nikotin ke dalam paru-paru. Ya, olahraganya pasti nggak perfecto! Kalau sudah niat olahraga ya rokok juga dihindari. Agar kesehatan tubuh Anda juga perfect!

3. FOKUS MESKI DILINGKUNGAN PERKOK : 

Meski gue sudah berhenti merokok, bukan berarti gue menjauhi teman-teman perkok gue. Tidak! they are still my friends. Hanya saja, biasanya para perokok insyaf suka nggak bisa nahan nafsu ketika berada dilingkunan perokok. dengan alibi "pergaulan" eh, mulut disumbat dengan sebatang hingga berbatang-batang rokok. Jadi deh perkok insyaf yang kumat lagi.

4. ALIHKAN PERHATIAN: 

Biasanya, perkok insyaf itu suka mencari pelarian untuk menghindari niat merokok. Kebayakan sih pelariannya ngemil. Tidak heran kalau orang yang berhenti merokok bobot tubuhnya jadi naik. Ya, kayak gue deh. Dulu bobot gue sekitar 70 kg-an. Setelah berhenti, eh, malah masuk ke zona 80-an gitu. Maksudnya zona 80 kg-an ya.. bukan tahun 80-an. Jika suka ngemil, sebaiknya diimbangi dengan olahraga. Jadi bobot nggak naik drahtis. Ntar malah lari ke rokok lagi gara-gara pengen kurus. Gatot deh alias gagal total!

5. REWARD: 

Artinya, jika Anda berhasil berhenti total merokok, tidak ada salahnya Anda memberi reward pada diri anda sendiri. Ya, terserah lu mau ngapain untuk reward tersebut. Asal jangan reward sebungkus rokok. Kalau gue, setiap bulan April pasti merayakan hari "berhenti" merokok gue. Tepatnya tanggal 30 April-2004. Nah, lo hitung saja sendiri sudah berapa tahun gue berhenti. dan sejak berhenti merokok, gue merasa hidup gue jauh lebih sehat dan tentu awet muda. Karena semakin rajin olahraga dan menjaga pola hidup dan pola makan. 

Cukup segitu saja tipsnya, yang penting lu bisa berhenti merokok saja itu sudah reward for your life. Karena banyak banget teman gue meninggal diusia muda karena rokok. 

So, stay away from cigarette and try to be healthy life.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun