Kabarnya, anak pejabat yang tidak lulus, akan berusahan sekeras mungkin untuk membelai para guru dengan “V”nya agar anaknya diluluskan. Tapi bukan MAPK namanya jika tidak menegakkan keadilan. Bagaimana, setuju toh?
Itu pada tahun 1990. Beda halnya pada tahun 2011, sewaktu aku mendaftarkan diri. Telah banyak proses yang tak kusaksikan, termasuk proses perubahan nama MAPK menjadi MAKN. Pada itu, muncul adagium, program keagamaan tak ubahnya seperti ikan bermata merah dijual dipasar. Hanya ibu-ibu yang terlambat ke pasar yang akan membeli ikan itu. Itulah masaku.
Betapa besar lonjakan perubahan itu. Dari yang dahulunya dimpi-impikan, kini menjadi disisihkan.
Maka yang menjadi sorot perhatian adalah Mentri Agama dan para alumni. Pasca Munawwir Sadzali, ketenaran nama MAPK semakin merosot jauh. Faktornya tidak mutlak dibebankan kepada menteri agama saja, melainkan para tamatan sekolah ini sendiri.
Mungkin itulah yang akan menjadi pembahasan utama pada perhelatan reuni alumni MAPK/MAKN Cabang Makassar pada tanggal 9 Juli nanti.
Bersambung....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H