Mohon tunggu...
Barnesy Bakker
Barnesy Bakker Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nesy

Just keep swimming~ Just keep swimming~

Selanjutnya

Tutup

Film

Mengenal Ernest Prakasa sebagai Sutradara Indonesia dan Ciri Khasnya

25 September 2021   21:24 Diperbarui: 27 September 2021   16:06 1616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita pasti mengenal siapa itu Ernest Prakasa.

Mungkin beberapa dari kita mengenalnya sebagai seorang komedian dan aktor Indonesia yang berketurunan Chinese. 

Tapi apakah Anda mengenalnya sebagai seorang sutradara handal?

Ernest Prakasa ini adalah sutradara Indonesia yang lahir pada tanggal 29 Januari 1982. Pada awalnya, Ia dikenal sebagai seorang komedian karena meraih peringkat ketiga dalam acara di Stand-Up Comedy Indonesia tahun 2011.

Sumber: Youtube
Sumber: Youtube

Lalu, siapa sangka Ia akan menjadi seorang sutradara hebat yang menghasilkan film-film ternama.

Sebelum kita lebih dalam lagi membahas mengenai Ernest Prakasa. 

Apakah kalian tahu berapa film yang sudah Ernest sutradarai?

Film-film yang Disutradarai Ernest Prakasa

Hingga saat ini Ia sudah menyutradarai 5 film Indonesia. Di antaranya adalah Ngenest (2015), Cek Toko Sebelah (2016), Susah Sinyal (2017), Milly & Mamet: Ini Bukan Cinta & Rangga (2018), dan terakhir Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan (2019).

Selain film, Ernest juga menyutradarai seri web drama komedi yaitu Cek Toko Sebelah The Series (2018) dan Imperfect The Series (2021).

Sumber: Vidio
Sumber: Vidio

Film Ngenest (2015), menjadi film yang cukup populer dimasanya. Film ini adalah film pertama yang disutradarai Ernest dan berhasil menarik perhatian seluruh rakyat Indonesia.

Sebenarnya hampir semua filmnya disukai oleh seluruh penonton Indonesia. Alasannya karena cerita film yang menarik dan menghibur banyak orang.

Walaupun pada awalnya Ia dikenal sebagai seorang pelawak. Ernest termasuk sebagai seorang sutradara hebat dan memiliki ciri khas yang sangat kental dalam filmnya.

Ernest termasuk sutradara film modern atau film baru. Menurut Truffaut (Stam, 2000, hal. 84), Film baru akan menyerupai sutradara atau orang yang membuatnya. Hal ini dapat dilihat dari film dengan gaya yang melekat dengan kepribadian sutradara.

Sehingga film selalu menonjolkan ciri khas sutradaranya tanpa kita sadari.

Ernest dan Ciri khas Filmnya

Setiap sutradara film memiliki struktur, teknik, dan gaya film yang berbeda-beda.

Ernest merupakan sutradara Indonesia yang saya kenal memiliki ciri khas, teknik, dan struktur yang kental dalam setiap filmnya.

Sumber: Marketeers
Sumber: Marketeers

Ciri khas paling kental yang terlihat dari beberapa film yang Ia garap adalah Ia memiliki perspective atau point of view kehidupan orang keturunan Chinese yang tinggal di Indonesia.

Perspektif atau point of view adalah posisi dari sebuah narasi yang beroperasi dalam sebuah film (Ryan, 2012, hal. 5).

Perspektif ini terlihat dari 2 film pertama yang Ia sutradarai yaitu Ngenest (2015) dan Cek Toko Sebelah (2016). 

Walaupun dalam film Susah sinyal dan seterusnya perspektif ini mulai tidak terlalu terlihat.

Ernest tetap memasukan permasalahan atau kehidupan orang keturunan chinese dalam beberapa scene. Bahkan Ia sendiri dan keluarganya yang selalu muncul sebagai orang keturunan Chinese di filmnya.

Sumber: Rappler
Sumber: Rappler

Film garapan Ernest dikenal selalu mengangkat Genre komedi dalam setiap film yang ia buat. Selain itu sub-genre yang selalu diangkat adalah Drama.

Alur cerita yang Ia gunakan juga selalu alur maju dengan beberapa flashback saja.

Ciri Khas Tokoh dalam Film Garapan Ernest

Ernest cenderung menggunakan aktor yang sama disetiap film yang Ia sutradarai. Walaupun tokoh utamanya selalu berganti. Tapi tokoh utama di film yang berbeda dapat menjadi pemeran pendukung dalam film garapan Ernest yang lain.

Sumber: Line Today
Sumber: Line Today

Salah satu contohnya seperti Adinda Wirasti yang menjadi tokoh utama dalam film garapan Ernest yaitu Susah Sinyal (2017) dan menjadi pemeran pendukung di Milly & Mamet (2018).

Selain itu Ernest juga selalu menggunakan aktor pendukung atau pemeran pendukung yang tidak jauh adalah seorang pelawak. Salah satu contohnya adalah Komedian Aci Resti. 

Sumber: Okezone Celebrity
Sumber: Okezone Celebrity

Aci Resti sudah menjadi pemeran pembantu dari banyak film yang Ernest sutradarai. Beberapa di antaranya adalah Cek Toko Sebelah (2016), Susah Sinyal (2017), Milly & Mamet (2018), dan Imperfect (2019).

Lalu kalo kita perhatikan, Ernest selalu mengangkat karakter orang lugu dalam filmnya yang menambah suasana filmnya menjadi hangat dan lucu.

Selain karakter yang lugu, karakter yang unik juga sering Ernest angkat sebagai pemeran pendukung. Mungkin untuk menambah unsur hiburan dalam film yang Ia sutradarai.


Dalam film garapan Ernest juga selalu ada pemeran wanita atau pria yang menjadi Asisten Rumah Tangga (ART).

Pemeran ART ini biasanya berasal dari komedian dan selalu mencairkan suasana yang tegang dalam rumah. Sehingga suasana rumah dalam film selalu lebih hidup.

Konflik Khas dalam Film Garapan Ernest Prakasa


Saya akan menjabarkan ciri khas film Ernest Prakasa dengan membandingkan film Milly & Mamet (2018) dan Imperfect (2019). 

Film ini terbilang baru dan ditayangkan dalam selisih waktu 1 tahun. Sehingga saya tertarik untuk membandingkan film ini sebagai contoh.

Dalam kedua film ini terlihat selalu ada konflik yang awalnya timbul dari keluarga. Hingga merambat ke konflik pertemanan dan kantor.

Konflik yang timbul bisa berupa perdebatan, salah paham, dan perbandingan antar tokoh. 

Tapi dalam setiap konflik yang ada, Ernest selalu menyelesaikannya dengan akhir yang damai.

Damai seperti apa? Mungkin kalian bisa langsung cek dan tonton kedua film ini.

Detail Film yang Khas dalam Setiap Filmnya

Sumber: Kincir.com
Sumber: Kincir.com

Detail film Milly & Mamet (2018) dan Imperfect (2019) sangat khas dan sebenarnya dapat menggambarkan gaya unik sutradara Ernest Prakasa dengan jelas. Mungkin kekhasan ini karena ko sutradara kedua film ini sama, yaitu istrinya sendiri Meira Anastasia.

Di bawah ini saya akan menjelaskan beberapa detail film garapan Ernest yang khas. 

Beberapa diantaranya adalah color palette yang dipakai selalu warna yang tidak mencolok. Hal ini terjadi karena penyunting warna kedua film ini adalah orang yang sama. 

Selain itu film Ernest selalu diawali dan diiringi dengan musik yang cukup keras.

Ernest juga selalu menambahkan bahasa Chinese atau bahasa daerah yang terkadang dipelesetkan. Banyak juga penggunaan bahasa dan merek yang dipelesetkan dalam film.

Ia selalu mengangkat keberagaman dalam hal suku dan agama. Hal ini terlihat dari candaan-candaan yang berhubungan dengan agama dan suku.

Dalam film yang disutradarai Ernest ini selalu ada budaya populer atau fenomena populer yang diangkat. Contohnya seperti selebgram, youtuber dan lain-lain. Latar tempat yang selalu ditunjukan juga selalu menonjol ke tiga tempat saja yaitu kantor, rumah, dan tempat makan.

Lebih detailnya lagi Anda bisa langsung saja menonton film Milly & Mamet (2018) dan Imperfect (2019). Karena masih banyak lagi motif atau hal detail yang selalu Ernest pakai dalam pembuatan filmnya loh.

Film Karya Ernest Prakasa Ada Maknanya Ga?

Sumber: Medcom.id
Sumber: Medcom.id

Setiap film pasti memiliki amanat, nilai atau makna yang ingin disampaikan.

Menurut saya, film garapan Ernest Prakasa ini selalu memiliki amanat yang membangun. Banyak keragaman dan budaya Indonesia yang diangkat disini. Seakan-akan Ernest ingin menyampaikan bahwa Indonesia itu beragam dan kalian harus ingat itu!

Ernest sendiri selalu menjadi tokoh dalam filmnya yang memberikan kalimat motivasi. Mungkin bagi kalian yang sudah nonton film garapan Ernest akan langsung paham bahwa Ernest disini menjadi tokoh protagonist yang mencairkan suasana.

Daripada nanti saya spoiler, yuk langsung saja tonton film garapan sutradara Ernest Prakasa di Netflix atau layanan web streaming film berbayar kesayangan Anda!!

Daftar Pustaka

Ryan, M. (2012). An Introduction to Criticism: Literature-Film-Culture. UK: Willey-Blackwell.

Stam, R. (2000). Film Theory: An Introduction. UK: Blackwell Publishers. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun