Lelah lalu menuntun langkah menuju rumah asmara
Jalan pulang kumaknai sebagai perayaan sunyi di tengah malam
Air mata perlahan jatuh, ia tercipta dari kenangan
Karena lupa tak mungkin perihal luka
Rumahku semesta tempatmu pulangÂ
Untuk setiap rindu yang kutabung
Mulai kesulitan mengeja kata bahagia
Segala bentuk patah darimu,merupakan sebuah kenang
Yang hampir saja sampai tujuan pulang
Karena hati tak ingin memilih jatuh pada siapapun
Barangkali kita lupa, kita lebih berharga daripada luka.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!