Mohon tunggu...
Barkah Pattimahu
Barkah Pattimahu Mohon Tunggu... -

Peneliti dan Konsultan Politik "Sinergi Data Indonesia"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

ARB Masih Positif di Mata Golkar Daerah

5 September 2014   23:24 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:30 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ARB (Sumber: Kompas.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="ARB (Sumber: Kompas.com)"][/caption] Sinergi Data Indonesia merilis survei  beberapa hari lalu dimana survei itu menjawab berbagai spekulasi dan klaim atas pemilik suara ditubuh partai beringin tersebut. Survei juga mematahkan pernyataan sebagian tokoh Golkar sendiri bahwa ARB tidak berhasil dalam memimpin partai. Pilpres 2014 yang ditutup dengan kekalahan pada rumah merah putih sebutan bagi koalisi yang dibidani oleh Gerindra, telah menambah catatan rapor merah yang dikumpulkan oleh lawan politik ARB sebagai ketua umum. Turunnya kursi Golkar di senayan, Gagalnya ARB maju sebagai capres dan kekalahan dipilpres yang berakhir pada drama Mahkamah Konstitusi semakin mendelegitimasi kekuatan ARB oleh lawan politik, baik di sebagian kalangan sepuh Golkar maupun kalangan muda. Upaya mengklaim dukungan suara dari DPD I dan DPD II pun terjadi. ARB yang dikenal dekat dengan DPD I mengklaim DPD I ikut dengan arah kebijakan DPP, sementara faksi diluar struktur yang dimotori sebagian sepuh Golkar dan kalangan muda muncul dengan klaim DPD II tak sepaham dengan ARB terkait agenda Munas yang memunculkan dua opsi karena sama2 produk Munas Riau 2009. Hasil survei ini mengkonfirmasi kembali klaim dua kekuatan di Gollkar saat ini. Benarkah ARB tak berhasil memimpin Golkar?, benarkah DPD II yang mayoritas ingin Munas 2015 dan bagaimanakah pilihan Golkar terkait pemerintahan Jokowi-JK, apakah ikut atau diluar sebagai penyeimbang?.  Survei ini akhirnya menjawab pertanyaan2 tersebut. Survei dilakukan dengan mewawancarai pemilik suara sah Golkar yakni ketua/Sekretaris DPD Golkar baik kabupaten/kota juga provinsi. Survei dilakukan melalui telepon  dengan jumlah responden 156 ketua DPD I dan II yang tersebar proporsional dari Sumatera hingga Papua. Survei ini juga dibiayai sendiri oleh Sinergi Data Indonesia sejak tanggal 19-29 Agustus 2014. Temuan survei 1. Terdapat 42.30 % responden menyatakan ARB berhasil dalam memimpin Golkar, 47.40 % kurang berhasil dan hanya 5.10% menyatakan ARB tidak berhasil. Artinya secara tegas orang yang menilai ARB berhasil lebih banyak, bahkan hampir separuhnya, namun sebaliknya yang menyatakan tidak berhasil bahkan kurang dari 6 %. 2. Opsi masuk dalam pemerintahan Jokowi-JK atau diluar sebagai penyeimbang direspon dengan jumlah pilihan kepada opsi pertama, ikut masuk dalam koalisi Indonesia Hebat hanya 29.50% dan yang ingin berada diluar kekuasan dan sebagai pengontorl mencapai 55.90%. sisanya 14.70% titak tahu dan tidak jawab. 3. Opsi Munas direspon juga oleh responden. sebanyak 69.20% menginginkan Munas mengikuti rekomendasi Munas Riau 2009, artinya Munas ke IX dilaksanakan tahun 2015, sementara hanya 23.10% yang menyatakan Munas berikut dilakukan tahun 2014. Pilihan MUnas di 2015 jika jelaskan berdasarkan zona, maka pada Zona papua dan Maluku prosentasinya lebih banyak yang ingin Munas dilakukan tahun 2014. Temuan telepolling ini mematahkan pandangan sebagian tokoh Golkar dan dapat disimpulkan bahwa saat ini.  ARB masih sulit di goyahkan. Mengapa?  karena dari indikator kepemimpinan ARB dinilasi masih berhasil, sementara kebijakan politik ARB mayoritas didukung oleh pemilik suara di daerah. Jika ARB konsisten mengikuti aspirasi mayoritas suara DPD yang ingin Golkar berada diluar pemerintahan, maka sejumlah point positif yang berpeluang diraih Golkar adalah : Golkar membongkar tradisi lama dimana Golkar selalu didalam kekuasaan. Golkar akan total dalam mengkritisi kebijakan pemerintahan Jokowi-Jk yang jelas-jelas tidak populis atau pro kepada rakyat. Golkar bisa mendapatkan efek elektoralnya karena kebijakan yang tidak pro rakyat tadi.  Sebaliknya jika didalam kekuasaan Golkar hanya sebagai pelengkap, dimana Golkar juga tak akan mendapat limpahan suara dari keberhasilan pemerintahan Jokowi-JK karena publik mudah mengasosiasikan keberhasilan itu dengan PDIP sebagai partai yang mengusung Jokowi-JK.# Barkah Pattimahu Pendiri & Direktur SDI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun