Mohon tunggu...
KKN KOLABORATIF 105
KKN KOLABORATIF 105 Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa KKN

KKN Kolaboratif 105 Desa Tanjungsari Umbulsari

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Program Kerja KKN Kolaboratif 105, Implementasi PHBS dengan Pemberian Agar-Agar Daun Kelor untuk Penanganan Stunting di Desa Tanjungsari

10 Agustus 2024   10:00 Diperbarui: 11 Agustus 2024   16:32 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekurangan gizi pada anak atau stunting sedang menjadi perhatian khusus bagi masyarakat dan pemerintah. Stunting merupakan masalah gizi kronis yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Kebutuhan gizi yang diberikan kepada anak-anak dan ibu hamil harus dipenuhi agar mengurangi resiko dari gejala stunting. PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) dapat menjadi salah satu cara untuk mencegah kekurangan gizi dan nutrisi. Maka dari itu, pemecahan permasalahan stunting melalui PHBS menjadi perhatian mahasiswa KKN Kolaboratif kelompok 105 untuk melaksanakan program kerja utama kami.

Permasalahan stunting atau kekurangan gizi memiliki latar belakang masalah yang berbeda-beda. Terdapat faktor ekonomi yang membuat orang tua tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi untuk anak, kurangnya asupan nutrisi yang cukup untuk ibu hamil, serta konsumsi makanan dan minuman yang kurang bergizi. Tak hanya itu, faktor keterbatasan dan kurangnya pengetahuan mengenai gizi dan nutrisi juga dapat menyebabkan anak menjadi stunting.

Berdasarkan kondisi yang telah disebutkan sebelumnya, stunting dapat dicegah dengan menggunakan beberapa upaya. Salah satu contoh permasalahan dan solusi yang telah dilakukan di Desa Tanjungsari yaitu apabila terdapat batita atau balita yang pertumbuhan tinggi badan tidak sesuai dengan standar normal tinggi badan berdasarkan usia, upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan perbaikan nutrisi, pemberian suplemen, serta penyuluhan mengenai penerapan pola hidup bersih dan sehat. Hasil yang dapat diketahui yaitu turunnya angka stunting dari 25 balita menjadi 21 balita dinyatakan sembuh dari stunting.

PHBS atau Pola Hidup Bersih dan Sehat merupakan gerakan yang dilakukan dengan menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh serta lingkungan sekitar. Contoh dari upaya melakukan PBHS yaitu dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayur secara rutin, melakukan pengolahan atau pemilahan sampah, mencuci tangan dengan sabun di air bersih yang mengalir, serta tidak BAB di sembarang tempat.

Keterkaitan antara permasalahan stunting dan PHBS di Desa Tanjungsari, Kecamatan Umbulsari, Jember, membuat kami sebagai mahasiswa KKN Kolaboratif kelompok 105 merencanakan program kerja utama dalam upaya mengurangi angka stunting. Produk olahan makanan dari bahan alami berupa agar-agar daun kelor menjadi fokus dari apa yang sedang kami kerjakan. Daun kelor yang mudah didapatkan memiliki beragam nutrisi yaitu protein, kalsium, zat besi, dan vitamin A yang dibutuhkan oleh anak-anak (batita dan balita) serta ibu hamil. Agar-agar juga mengandung serat yang baik untuk pencernaan. Kombinasi antara nutrisi dari daun kelor dan agar-agar ini dapat menjadi alternatif untuk mengonsumsi sayuran untuk memenuhi salah satu kebutuhan nutrisi dan gizi anak-anak maupun ibu hamil. Selain itu, agar-agar juga dinilai menjadi makanan yang disukai oleh anak-anak sehingga dapat menarik perhatian anak-anak agar mengonsumsi sayuran melalui produk ini.

Rencana rangkaian program kerja utama yang akan dilaksanakan yaitu dengan memperkenalkan produk jadi agar-agar kelor dalam kegiatan lomba memeriahkan hari kemerdekaan. Setelah itu, kami akan melakukan sosialisasi terkait stunting, manfaat dari daun kelor serta pengenalan produk alternatif mengonsumsi sayuran berupa agar-agar kelor dan cara pembuatannya. Dengan anak-anak dan ibu hamil sebagai tujuan utama, POLINDES Desa Tanjungsari juga akan dilibatkan dalam menjalankan program kerja utama ini.

Dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang telah dianalisa, kesimpulan dari program kerja utama kelompok 105 yang akan dilaksanakan dalam upaya mengatasi stunting di Desa Tanjungsari adalah pentingnya penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang terintegrasi dengan pemberian nutrisi yang memadai, khususnya melalui produk inovatif seperti agar-agar daun kelor. PHBS yang meliputi konsumsi makanan bergizi dan kebersihan diri menjadi faktor utama dalam mencegah stunting. Program ini, yang mengedepankan agar-agar daun kelor sebagai alternatif makanan bergizi, bertujuan untuk meningkatkan kesehatan anak-anak dan ibu hamil, serta mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pola hidup sehat. Dengan langkah-langkah seperti sosialisasi dan pelibatan POLINDES, diharapkan dapat mengurangi angka stunting dan meningkatkan kualitas gizi bagi anak-anak dan ibu hamil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun