Mohon tunggu...
Bariklia Hayyaly
Bariklia Hayyaly Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada

Saya tertarik pada peran pendidikan dan ekonomi dalam mendorong pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam mengatasi ketimpangan akses pendidikan. Dengan fokus pada kebijakan dan inovasi, saya bertekad mencari solusi yang dapat membuka peluang pendidikan yang merata bagi semua lapisan masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

PISA Bukan Sekadar Angka: Membongkar Ketimpangan Pendidikan di Indonesia

16 Desember 2024   10:30 Diperbarui: 16 Desember 2024   10:27 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketimpangan Pendidikan (Sumber: https://geotimes.id/opini/teknologi-dan-janji-pemerataan-pendidikan/))

Guru di Daerah Terpencil (Sumber: https://manado.tribunnews.com/2019/08/15/kisah-guru-di-pedalaman-papua-terpencil-bukan-berarti-tak-berkembang
Guru di Daerah Terpencil (Sumber: https://manado.tribunnews.com/2019/08/15/kisah-guru-di-pedalaman-papua-terpencil-bukan-berarti-tak-berkembang

Ketimpangan Fasilitas Pendidikan yang Kian Melebar

Ketimpangan ini semakin diperburuk oleh minimnya fasilitas pendidikan di daerah terpencil. Banyak sekolah di daerah ini masih mengalami kekurangan sarana dasar yang diperlukan untuk mendukung proses belajar-mengajar. Guru sering kali harus mengajar dalam situasi yang sangat terbatas. Keterbatasan ini termasuk kekurangan listrik, akses internet, dan jumlah buku pelajaran atau sumber pendidikan lainnya. Selain itu, ruang kelas yang tidak memadai dan kekurangan alat pendukung seperti meja, kursi, atau perangkat keras membuat pembelajaran menjadi semakin sulit. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kualitas pengajaran guru, tetapi juga berdampak langsung pada pengalaman belajar siswa. Siswa yang tinggal di wilayah terpencil sering kali tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan pelajaran yang lebih interaktif atau berbasis teknologi, seperti yang dimiliki siswa di perkotaan. Siswa di daerah perkotaan memiliki lebih banyak fasilitas dan sumber belajar yang memungkinkan mereka untuk berkembang dan mencapai prestasi akademik yang terbaik. Situasi ini menciptakan kesenjangan yang semakin besar antara siswa yang tinggal di perkotaan dan yang tinggal di daerah terpencil.

Fasilitas Pendidikan di Daerah Terpencil (Sumber: https://bmh.or.id/pendidikan-di-pelosok-indonesia/)
Fasilitas Pendidikan di Daerah Terpencil (Sumber: https://bmh.or.id/pendidikan-di-pelosok-indonesia/)

Ketimpangan Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar di rumah juga berperan penting dalam menentukan keberhasilan akademik siswa. Siswa yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah sering kali menghadapi kesulitan besar dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif. Rumah mereka biasanya dihuni oleh banyak anggota keluarga, sehingga suasana menjadi cukup bising dan kurang mendukung konsentrasi, sehingga tidak cukup kondusif untuk belajar. Selain itu, keluarga dengan penghasilan yang lebih rendah sering kali tidak mampu menyediakan fasilitas belajar yang memadai, seperti meja belajar, lampu baca, atau buku referensi. Hal ini sangat berbeda dengan siswa yang tinggal di rumah dengan suasana belajar yang mendukung, di mana mereka memiliki fasilitas lengkap dan juga suasana yang tenang. Ketimpangan ini menyoroti dampak besar yang dimiliki lingkungan belajar di rumah terhadap perkembangan dan prestasi akademik siswa.

Langkah Efektif untuk Mewujudkan Pendidikan yang Setara di Indonesia

Berbagai faktor di atas dapat meningkatkan disparitas hasil pembelajaran, seperti yang ditunjukkan oleh skor PISA Indonesia. Untuk mengatasi masalah ini, perlu diimplementasikan kebijakan yang fokus pada pengembangan guru, infrastruktur teknologi, dan pemerataan akses ke sumber daya pendidikan diperlukan, terutama di daerah terpencil. Untuk memastikan kualitas pendidikan yang lebih baik, peningkatan pelatihan bagi guru dapat dilakukan, terutama pada daerah pedesaan. Selain itu, pengembangan infrastruktur teknologi seperti akses internet dan perangkat pembelajaran digital juga harus menjadi prioritas utama. Siswa di daerah terpencil harus memiliki akses yang sama ke sumber pendidikan seperti siswa di perkotaan. Untuk memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan yang sama, penting bagi guru untuk memberikan sumber daya pendidikan, termasuk alat pendukung belajar dan buku pelajaran secara merata. Langkah-langkah ini dapat mengurangi kesenjangan pendidikan dan memberikan peluang yang lebih adil bagi semua siswa untuk mencapai hasil pendidikan yang lebih optimal.

Referensi

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. (2023). Peringkat Indonesia pada PISA 2022 Naik 5-6 Posisi Dibanding 2018. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Muhadzib, R. K., Yusnita, U., & Sharon, G. (2023). Upaya Mengatasi Ketimpangan Pendidikan Menurut Konvensi Internasional. Jurnal Plaza Hukum Indonesia, 1(1), 95-107.

Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). (2022). PISA 2022 Results Volume I and II: Country Notes -- Indonesia. Organisation for Economic Co-operation and Development.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun