Ada banyak catatan kecil berserakan di acara yang baru saja dihelat oleh Kopertais Wilayah 4 Surabaya. dahaga akan keilmuan sedikit banyak terobati oleh nara sumber yang qualified.
berikut catatan yang dapat di himpun diantara ribuan serakan lainnya
Phil Kamarudin :
Perlu adanya kemunculan "Islam Wasatiyah", sebagai reaksi positif atas fenomena kemunculan berbagai paham yang radikal maupun liberal. sehingga diharapkan menjadi alternatif ditengah tengah globalisasi dunia.
Abd A’la :
forum AnCoMS diharapkan juga lahir penulis atau peneliti muda dari PTKIN maupun PTKIS untuk memberikan sumbangsih pada pemikiran Islam di dunia. “Ini harus dikembangkan ke depan. Makalah terbaik yang dihasilkan akan dikawal untuk dipublikasikan di tingkat internasional,
Azumardi Azra :
Kajian islam tidak lagi hanya menggunakan pendekatan teologis dan doktrinal yang lazim di negara-negara Timur Tengah. Di kawasan terakhir ini kajian Islam hampir tidak menggunakan pendekatan multidisipliner dan interdisipliner, tapi kecenderungannya adalah normatif dan semakin bergeser ke arah fundamentalis normatif. Saat ini pemikiran dan cara pandang sarjana muslim di Indonesia yang memperoleh pendidikan di Universitas Barat mendapatkan tuduhan ’kurang mempunyai kesetiaan pada Islam dan malah sebaliknya dianggap menjadi “pengikut” orientalis. Padahal masalahnya adalah terletak bukan pada soal setia atau tidaknya pada Islam, melainkan pada ’pendekatan’ semata.
sehingga banyak dicap dan dilabeli "Liberal "
Muhammad Zain
Tradisi kajian interdisipliner dan multidipliner itu akan mendobrak kemapanan. Di tengah pemahaman yang keliru tentang kebijakan linierisasi keilmuan, konferensi ini seolah sebagai ekspresi untuk "penentangan" kepatuhan mutlak. bisa dikatakan semacam kebangkitan peneliti muslim, Renaissance of moslem Scholar.