Mohon tunggu...
Mukarrom aminullah
Mukarrom aminullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengapa filsafat sebagai kunci kebijaksanaan?

2 Januari 2025   16:10 Diperbarui: 2 Januari 2025   18:56 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sren Kierkegaard, seorang filsuf eksistensialis, berpendapat bahwa ketidakpastian dan kecemasan adalah bagian tak terpisahkan dari kondisi manusia. Namun, ia juga mengajarkan bahwa kita bisa menemukan kebijaksanaan dalam menghadapi ketidakpastian ini, asalkan kita berani membuat komitmen dan pilihan dengan kesadaran penuh bahwa hidup tidak akan pernah sepenuhnya pasti atau bebas dari konflik. Kierkegaard menekankan pentingnya "penerimaan" dan "komitmen" sebagai jalan menuju kebijaksanaan dalam menghadapi hidup yang tidak pasti.

Filsafat juga mengajarkan kita untuk tidak takut dengan keraguan. Sebaliknya, keraguan adalah bagian dari pencarian yang lebih dalam untuk kebenaran. Dalam filsafat Ren Descartes, keraguan menjadi titik awal untuk menemukan kepastian melalui proses berpikir yang kritis dan sistematis. Dengan keraguan, kita diajak untuk tidak menerima segala sesuatu begitu saja, tetapi untuk mempertanyakan dan mencari landasan yang lebih kuat. Dengan cara ini, filsafat memberikan kita ketenangan dalam menghadapi keraguan, karena kita tahu bahwa keraguan itu sendiri adalah bagian dari perjalanan menuju pemahaman yang lebih dalam.

Filsafat Menyediakan Alat untuk Menilai Moralitas dan Etika

Kebijaksanaan tidak hanya berkaitan dengan pengambilan keputusan pribadi, tetapi juga dengan bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain dan membuat keputusan yang berdampak pada masyarakat. Filsafat, khususnya cabang etika, membantu kita untuk mengevaluasi tindakan kita berdasarkan prinsip moral dan keadilan. Immanuel Kant mengembangkan prinsip imperatif kategoris, yang menyatakan bahwa kita harus bertindak hanya menurut aturan yang kita anggap bisa diterima oleh semua orang secara universal. Prinsip ini mendorong kita untuk tidak hanya berpikir tentang kepentingan pribadi kita, tetapi juga tentang bagaimana tindakan kita dapat mempengaruhi orang lain dan masyarakat secara keseluruhan.

Filsafat etika juga memberikan panduan dalam mengatasi dilema moral, seperti ketika kita harus memilih antara dua tindakan yang keduanya dapat dianggap benar, tetapi saling bertentangan. Dengan mengkaji berbagai teori etika, seperti utilitarianisme John Stuart Mill atau etika kebajikan Aristoteles, filsafat memberikan alat untuk menilai situasi tersebut dengan cara yang lebih rasional dan adil.

Filsafat Mendorong Kita untuk Terus Belajar dan Berkembang

Filsafat adalah pencarian tanpa akhir. Ini bukan sekadar pengetahuan yang dapat dikumpulkan dan diselesaikan, melainkan proses yang berkelanjutan untuk menggali lebih dalam, bertanya, dan memahami lebih banyak. Socrates mengatakan bahwa "satu-satunya hal yang saya ketahui adalah bahwa saya tidak tahu apa-apa." Sikap terbuka untuk terus belajar dan bertanya adalah sikap bijaksana yang harus dimiliki oleh siapa pun yang ingin tumbuh secara pribadi dan intelektual.

Dalam dunia yang terus berubah ini, filsafat membantu kita untuk tidak terjebak dalam cara berpikir yang sempit atau dogmatis. Ia mengajarkan kita bahwa kebijaksanaan bukanlah tentang menemukan jawaban yang benar sekali dan untuk selamanya, tetapi tentang perjalanan untuk terus bertanya, berpikir, dan berkembang. Dengan filsafat, kita diajarkan untuk menerima ketidaktahuan kita dan terus mencari pengetahuan yang lebih dalam seiring berjalannya waktu.

Filsafat adalah alat yang sangat berharga untuk memperoleh kebijaksanaan. Melalui pemikiran kritis, pemahaman diri, penerimaan terhadap ketidakpastian, dan kemampuan untuk menilai tindakan kita berdasarkan prinsip moral yang kuat, filsafat mengajarkan kita untuk hidup lebih bijaksana. Kebijaksanaan bukanlah sekadar mengetahui apa yang benar, tetapi juga bagaimana kita bertindak dan merespons dunia ini dengan pemahaman yang mendalam, kesadaran diri, dan ketenangan hati. Sebagai pencari makna dan kebenaran, filsafat memberikan kita alat untuk terus berkembang, berpikir lebih jernih, dan menjalani hidup dengan penuh kebijaksanaan.

Mukarrom Aminullah

Mahasiswa Hukum Tata Negara STIT Al-Ibrohimy

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun