Wawasan nusantara merupakan sebuah konsep mengenai cara pandang bangsa terhadap diri dan lingkungan. Pada Deklarasi Djuanda Tahun 1957 tercetuslah konsepsi wawasan nusantara. Dalam hal ini, wawasan nusantara memegang peranan penting yakni sebagai upaya untuk mewujudkan persepsi yang sama bagi seluruh warga negara Indonesia. Memahami ketahanan nasional diperlukan pemahaman pada landasan pemikiran ketahanan nasional. Ketahanan nasional merupakan sebuah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang mana menyakut keseluruhan aspek kehidupan yang saling berhubungan satu sama lain atau terintegrasi.
Wawasan nusantara sebagai landasan pemikiran ketahanan nasional memiliki pemahaman yakni konsepsi wawasan nusantara mampu menumbuh kembangkan rasa dan sikap nasionalisme yang tinggi dengan pemahaman rasa senasib dan sepenanggungan, sebangsa dan setanah air. Selain itu, dengan wawasan nusantara juga akan menumbuhkan jiwa dan sikap yang mengutamakan kepentingan nasional tanpa mengorbankan kepentingan perorangan, kelompok, golongan, maupun suku bangsa. Sebagai landasan pemikiran ketahanan nasional, pemahaman terhadap wawasan nusantara berkaitan erat dengan terwujudnya ketahanan nasional melalui sebuah integrasi keadilan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Dengan wawasan nusantara yang dapat teralisasikan maka akan menciptakan kehidupan dunia ideal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan memiliki pemahaman wawasan nusantara yang baik maka perlu adanya bentuk perilaku dan tindakan dalam mengimplementasikan pemahaman terhadap wawasan nusantara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal tersebut dapat diimplementasikan dalam peran aktif dalam mempertahankan negara atau dalam ketahanan nasional. Hal inilah yang menjadikan wawasan nusantara sebagai landasan berpikir ketahanan nasional.
Adanya keberagaman di bangsa dan negara Indonesia yang mana ini dapat diketahui dalam semboyan kita yaitu "Bhinneka Tunggal Ika" yang berartikan "berbeda-beda tetapi tetap satu jua". Dengan adanya semboyan tersebut dapat menjelaskan bahwa bangsa Indonesia menjadi negara majemuk dengan adanya masyarakat yang majemuk dalam kebudayaan dan sub-sub kebudayaan yang berbeda. Selain itu, masyarakat majemuk juga terdapat dalam struktur sosial dalam lemmbaga-lembaga bersifat nonkomplementer, suku, agama, ras, dan golongan yang berbeda-beda pula. Tidak menutup kemungkinan bahwa dengan kemajemukan ini sering terjadi konflik. Terjadinya konflik juga sering disebabkan oleh sikap primordialisme, etnosentrisme, dan kurangnya pemahaman mengenai kehidupan yang saling berdampingan dengan keberagaman yang ada di masyarakat Indonesia. Sehingga dalam hal ini, sebagai landasan ketahanan nasional, wawasan nusantra juga berperan dalam mengontrol konflik yang ada di masyarakat.
Hal ini disebabkan dengan pemahaman wawasan nusantara mampu mendorong individu dan masyarakat mengetahui, memahami, mengakui perbedaan-perbedaan yang ada di lingkungannya, serta mengetahui bagaimana histori dan keadaan negaranya dalam hal ini Indonesia. Untuk mewujudkan sikap yang cinta tanah air serta mampu berperan aktif dalam hal ketahanan nasional perlu adanya dasar pemikiran yang dapat mendorong seseorang berpikir, bertindak, atas kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi maupun golongan. Hal ini disebabkan dengan pemahaman wawasan nusantara yang didalamnya juga memahami tentang cita-cita dan tujuan bangsa. Maka dari itu, dengan penerapan pemahaman atas wawasan nusantara ini mampu mengelola dan mengontrol terjadinya konflik di masyarakat. Gejolak yang ada di masyarakat yang berpotensi menimbulkan konflik dapat menggangu integrasi nasional dan juga perwujudan ketahanan nasional.
Konflik yang sering terjadi di masyarakat dapat disebabkan oleh adanya perbedaan perspesi. Oleh karena itu, wawasan nusantara mempunyai andil dalam hal ini, karena wawasan nusantara dapat membentuk persamaan perspesi pada masyarakat Indonesia dalam hal mewujudkan cita-cita nasional. Ketahanan nasional yang dilandaskan pada wawasan nusantara akan mendorong individu atau masyarakat itu beripikir dan bertindak dapat menghadapi dan mengatasi permasalahan konflik yang terjadi. Maka konflik yang terjadi di masyarakat harus ditekan guna menguatkan rasa nasionalisme dan bersama-sama menjaga keamanan dan ketahanan bangsa Indonesia dari berbagai gangguan, ancaman, hambatan, dan tantangan. Karena dalam mewujudkan ketahanan nasional diperlukan sinergitas, integrasi, serta nasionalisme. Dengan ini dapat dikatakan bahwa mengatasi konflik guna mewujudkan ketahanan nasional dengan cara menyamakan persepsi, memahami, serta menanamkan pemahaman wawasan nusantara dalam diri individu. Hal ini juga berkaitan dengan wawasan nasional sebagai landasan pemikiran ketahanan nasional.
Referensi:
Kusrahmadi, S. D. (2017). Pentingnya Wawasan Nusantara dan Integrasi Nasional.
Page 9- Perpustakaan Lemhanas RI. Diakses melalui http://lib.lemhannas.go.id/public/media/catalog/0010-121500000010584/swf/4965/files/basic-html/page11.htmlÂ
Armawi, A. (2009). Pengembangan Wawasan Nusantara Menuju Ketahanan Nasional. Jurnal Ketahanan Nasional, 14(3), 1-13.
Wasantara sebagai Landasan Ketahanan Nasional dan Pembangunan Nasional. Diakses melalui http://bahanajar.ut.ac.id/app/webroot/epub/original_files/extract/1175/EPUB/xhtml/raw/s7xvsm.xhtmlÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H