Lembar kosong, aku tersesat dalam rumpun kalimat bisu. Seperti dalam rumah pengap, segala pintu dan celahnya tertutup rapat.
Kemarilah. Temani aku dalam gigil yang sangat. Gigil tak kunjung usai menyerupai warna yang tak ada habisnya terangkum kata. Engkau tak salah, begitupun aku benar adanya. Seperti anak-anak musim yang tak pernah tahu kapan titik langit berakhir pada ejaannya. Seperti laskar gerimis berkejaran dengan angin, tak pernah tahu di sudut bumi yang mana gurindam rindu basah dijatuhkan.
Amma ba'du.
Pada malam yang pekat, kita benar-benar gelap. Dan, pada senja yang rona kau tak benar-benar nampak nyata kulihat, abstrak!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H