Sebenarnya aku awalnya agak khawatir begitu disuruh atasanku untuk tugas diaceh, bayanganku langsung tertuju pada kelompok separatis yang berbahaya dan juga alamnya yang memang belum aku kenal sama sekali. Kalo boleh jujur aku lebih senang tugas di daerah jawa saja, selain dekat dari Jakarta dan aku sudah kenal sekali wilayahnya. Tapi sebagai pekerja yang baik, akupun akhirnya berangkat kesana dengan hati yang sedikit was-was.
Aku mendapat tugas untuk instalasi rectifier di salahsatu BTS/tower pemancar sinyal komunikasi yang berada di kota Takengon Aceh Tengah. Perjalanan dari Banda Aceh aku tempuh menggunakan travel selama kurang lebih 8-9 jam. Dari pagi sampai menjelang maghrib. Karena lelahnya dijalan, aku memutuskan untuk langsung mencari penginapan untuk aku beristirahat, ditambah suhu yang cukup dingin dan kabut yang sudah mulai turun disana,karena Takengon berada didataran tinggi Aceh. Pikirku……besok sajalah aku memulai pekerjaan instalasinya.
Paginya aku bangun untuk memulai persiapan instalasi, towernya terletak tak jauh dari tempat aku menginap, singkat cerita setelah selesai instalasi, aku mencoba jalan-jalan sejenak memutari kota Takengon. Alangkah terkejutnya aku…WOW,ternyata disana ada sebuah danau yang sangat indah dan cukup luas, airnya jernih, dikelilingi bukit-bukit yang masih hijauh dan rimbun. Banyak warganya yang memanfaatkan danau tersebut untukbudidaya ikan air tawar. Pemandangannya akan lebih indah lagi jika kita melihat danau tersebut dari atas bukit yang mengelilingi danau tersebut. Waktu 1 hari serasa tidak cukup digunakan untuk jalan-jalan dan menikmati keindahan danau tersebut. Sayangnya camera digitalku hilang saat perjalanan kembali ke Jakarta. Jadi, semua foto-fotoku disana jadi tidak bisa aku tampilkan disini.
Yaaa…itulah Danau Laut Tawar, sebuah danau yang terletak di dataran tinggi aceh, tepatnya di Takengon Aceh Tengah. Aku heran,kenapa aku tidak tau ada danau seindah ini disini, apa kerena aku yang kuper atau memang danau ini yang kurang di ekspose, jadi kurang akrab ditelinga, tidak seperti tetangganya danau toba yang sudah dikenal luas sampai mancanegara.
Itulah sedikit pengalaman pertamaku di Aceh, ternyata Aceh memiliki kekayaan alam dan potensi pariwisata yang cukup besar jika dapat di kelola dengan baik…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H