Mohon tunggu...
Bara Wahyu
Bara Wahyu Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lebih Baik Memakai KTSP 2006 atau K-13 ?

6 Juni 2016   11:45 Diperbarui: 6 Juni 2016   11:50 2519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Didalam tujuan utama pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga mampu bersaing dalam dunia luar yang semakin keras saat ini. Kita mungkin sudah mengatahui bahwa dalam beberapa tahun ini terdapat dua kurikulum yang di ganti - ganti yaitu KTSP 2006 dan Kurikulum 2013 ( K - 13 ).    

Kurikulum merupakan suatu dasar penyelengaraan pendidikan baik di SD, SMP, SMA maupun di Perguruan Tinggi. Kurikulum berisi tentang rancangan materi yang akan diajarkan oleh guru guna mencapai tujuan tertentu. Di Indonesia, kurikulum ditetapkan pemerintah pusat dan digunakan sebagai acuan pembelajaran disekolah - sekolah pada tingkat SD, SMP dan SMA.  

Sekarang kita mencoba untu menelaah kembali KTSP 2006, KTSP 2006 merupakan kurikulum yang telah ditetapkan pemerintah pada tahun 2006. Pada KTSP 2006, guru digunakan sebagai pusat semua ilmu pengetahuan sehingga siswa akan lebih mudah dalam mencerna semua materi karena semuanya diajarkan oleh guru secara mendalam. Pada kurikulum ini juga materi dipilah berdasarkan kategori cakupan ilmunya, misal pada SMA IPA dibagi dalam fisika kima dan biologi. Dari keadaan ini murid akan lebih fokus dalam belajar mata pelajaran tersebut. 

Pada Kurikulum 2013 atau dikenal dengan K - 13, K - 13 merupakan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah pada tahun 2013. Pada kurikulum ini di lakukan 4 penilaian yaitu penilaian pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perilaku. Sehingga siswa selain dapat ilmu pengetahuan secara teori juga mendapatkan ketrampilan yang akan berguna untuk kehidupan kedepannya. Guru juga harus mengajarkan tata sikap dan perilaku yang baik sehingga siswa tidak hanya pintar secara intelektual namun juga mempunyai sikap dan budi yang luhur. Pada kurikulum ini materi digabung menjadi satu paket misalnya tematik yang mencakup mata pelajaran matematika, bahasa indonesia, agama, sains dan sosial. Siswa juga harus aktif belajar sendiri karena guru hanya menyampaikan garis besar materinya saja, detail materinya bisa didalami oleh siswa dengan membaca buku atau browsing di internet.  

Dari perbandingan dua kurikulum tersebut, penulis lebih setuju menggunakan KTSP 2006. Hal itu dikarenakan pada KTSP 2006 siswa lebih dimudahkan dalam menerima materi yang diajarkan oleh guru. Sebagai bahan pertimbangan siswa yang diajar dengan materi yang spesifik akan lebih mudah mencerna daripada diajarkan materi yang digabung dan bersifat aplikatif. Sehingga pada K-13 itu siswa lebih membutuhkan les tambahan pelajaran untuk memenuhi kebutuhan pengetahuannya daripada dengan menggunakan KTSP 2006.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun