Mohon tunggu...
Bara Susanto
Bara Susanto Mohon Tunggu... -

Indonesian Lovolog and Sexual Intelligence (SI) Expert

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hak Asasi Manusia untuk Memiliki Kecerdasan Seksual yang Terpasung

29 November 2017   14:28 Diperbarui: 29 November 2017   14:41 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bertepatan dengan Hari Hak Asasi Manusia pada 10 desember, saya Bara Susanto berani mengatakan jika hingga saat ini hak untuk memiliki Sexual Intelligence (SI) atau Kecerdasan Seksual masih saja terpasung. Hingga akhirnya kita hidup tanpa memiliki kecerdasan yang sangat penting dalam hubungan antar manusia yang ditakdirkan untuk berpasang-pasangan. Artinya, hingga saat ini, kita hidup dalam kebersamaan tanpa kecerdasan yang sesuai.

Karena semua bentuk pendidikan hanya akan membangun IQ, skill dan berbagai kecerdasan lainnya yang berakhir pada dunia kerja untuk menghasilkan uang. Artinya proses untuk mencapai financial goals telah terpenuhi.

Sedangkan untuk mencapai relationship goals masih saja sulit untuk tercapai. Tentu saja karena proses untuk membangun SI (Sexual Intelligence) tidak berjalan dengan baik. Karena berbagai model pendidikan untuk membangun kecerdasan seksual selalu saja dianggap tabu, porno dan tidak pantas untuk diajarkan.

Padahal manusia memiliki tiga kewajiban utama yang harus dijalankan dengan ilmu yang tepat. Pertama, beribadah kepada Sang Maha Pecipta. Kedua, bekerja untuk memenuhi kebutuhan finansial. Ketiga, menjalankan takdir hidup berpasang-pasangan dan memiliki keturunan selanjutnya.

Dari tiga hal ini, hanya kewajiban ketiga lah yang tidak dijalankan dengan ilmu yang tepat dan kecerdasan yang sesuai. Hingga akhirnya, untuk mencapai relationship goalsdalam dalam 4 fase kebersamaan,kita selalu melakukannya dengan mata tertutup. Karena "cinta itu buta" ketika tidak memiliki ilmu dan kecerdasan seksual. 

Tapi apakah benar-benar tidak ada ilmunya?

Sebenarnya ada. Detail Ilmunya pun sudah sangat jelas, namun masih terserak dan terpisah-pisah.

Misalnya dalam kitab suci yang sangat jelas mengatur batasan, arah dan tujuan dari seks, seksual dan seksualitas. Baik dalam definisi, aktifitas maupun hubungan sebab-akibatnya. Termasuk juga kitab karya tokoh-tokoh agama terdahulu. Dalam budaya setempat maupun hukum yang berlaku pun jelas ada. Secara klinis, ilmu kedokteran menjadi sumber ilmu pada aspek biologis. Dan masih banyak lagi.

Namun kata sakti "itu tabu" telah menjadi penyebab utama mengapa kita sendiri lah yang memasung pendidikan seksual itu sebagai bagian dari pornografi.  Saya menyebutnya sebagai "roda pembodohan seksual" yang terus diturunkan dari generasi ke generasi selanjutnya.

Saat anak bertanya tentang hal yang berhubungan dengan seks, seksual atau seksualitas yang lebih detail, percayalah, para orang tua pasti akan menghentikan pertanyaan itu dengan kata ajaib "itu tabu". Hanya sebagian orang tua saja yang mampu menjawabnya dengan sekedarnya. Sedangkan untuk jawaban yang lebih detail, akan berhenti dengan jawaban "nanti kamu juga tahu sendiri".

Inilah sebuah kenyataan dari "roda pembodohan seksual" yang memasung hak kita untuk belajar dan membangun kecerdasan seksual sejak memasuki usia seksual. Akibatnya, saat menjalani hubungan pra nikah dan memasuki usia pernikahan, kita tidak memiliki kecerdasan seksual.

Jadi jangan heran jika manusia adalah makhluk yang paling rapuh jika harus didaparkan dengan berbagai masalah percintaan dan kebersamaan. Karena IQ, skill dan berbagai kecerdasan lainnya bukanlah kecerdasan yang bisa diunggulkan dalam cinta dan kebersamaan.

Lalu bagaimana cara untuk mendapatkan kembali hak untuk memiliki kecerdasan seksual ini?

Melalui buku Sexual Intelligence -- Basic for Relationship Goals, saya memberikan kunci untuk membuka pasung ini secara bersama-sama. Menggabungkan semua ilmu yang terserak untuk menjadikan sebagai kecerdasan yang layak untuk diajarkan. Karena kita semua berhak untuk memiliki SI (Sexual Intelligence) atau Kecerdasan Seksual ini.

sexual-intelligence-book-buku-kecerdasan-seksual-bara-susanto-3-5a1e6124454802791d70bac4.jpg
sexual-intelligence-book-buku-kecerdasan-seksual-bara-susanto-3-5a1e6124454802791d70bac4.jpg
Artikel ini ditulis berdasarkan riset Bara Susanto selama 9 tahun, tentang "Pengaruh Perilaku Seks, Seksual dan Seksualitas Dalam Pencapaian Semua Tujuan Hidup Manusia".

 Tentang riset baca | Download riset Bara Susanto disini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun