Dari sini walau HTI diam, HTI tak berdaya, tapi terus dibicarakan. mereka mau bicara BPIP di hubung2kan dengan HTI, mereka mau bicara soal radikalisme dihubung-hubungkan dengan HTI, mereka bicara soal terorisem dihubungkan dengan "khilafah" huh... sungguh ini adalah pencitraan yg secara tidak langsung membesarkan HTI dan gagasan khilafah walau dilihat dari sudut pandang yg berbeda.
Jadilah HTI walau tak diminati pemerintah tapi diminati media. Walau tak bisa bersuara Khilafah - tapi banyak yg membicarakannya Khilafah.
Kalau ga terlalu jauh - walau aku ga begitu faham arti maestro - maka layaklah kita sebut HTI Maestro Khilafah. Jadi kalau ada yg mau berfikir soal bahwa lebih baik HTI tukar nama - urus badan hukumnya maka dipastikan HTI tidak mau dan pemerintah juga tdk izin. Karena bukan soal HTI yg bersoal bagi pemerintah tapi Khilafah Ajaran Islam itu yang bersoal. Walau pemerintah tidak ingin nyatakan begitu paling tidak mereka framing yg bersoal adalah "Khilafah versi HTI" Karena Khilafah Versi Pemerintah juga ada.. Misalnya "Jokowi disebut Khilafah Umar" jadi bisa kita sebut mereka bukan anti Khilafah tapi mau mengklaim khilafah versi mereka mungkin ya?
Ah sudahlah terlalu panjang terlalu analisisnya ga ngerti pula nanti kalian ngeliat tulisanku..
Sekian dulu untuk tulisan hari ini setelah bertahun - tahun tak menulis mungkin saja tulisan ini sulit untuk fahami gegera cara penulisan yg tak baik. maafkan saya..
Selamat berpuasa dan menanti THR wkwkwkwkwk....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H