Mohon tunggu...
Bang Bara
Bang Bara Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger Ideologis

Hanya Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Komunisme Bukan Ancaman?

19 Agustus 2015   14:23 Diperbarui: 19 Agustus 2015   14:23 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerena itu pancasila lebih tepat disebut sebagai nilai nilai kehidupan yang duterjemahkan melihat realitas masyarakat Indonesia. Atau kalau mau di masukkan pada definisi ideologi bahwa pancasila itu lahir dari ideologi sekulerisme kapitalisme.

Mendudukkan Ancaman Nyata

Prof Usman pelly dan Alfian Tanjung mengurai fakta politis "sengaja" terjadi akhir - akhir ini sebagai indikator kebangkitan Komunisme. Misalnya, penetapan 1 mei menjadi hari libur nasional (di anggab kemenangan buruh komunis), pembacaan kabinet 26 Oktober 2014 dianggab sama dengan tanggal revolusi komunis Stalin 26 oktober 1917 atau Pemutaran film 'senyap' di awal 2015 yang di tonton oleh Putri Indonesia dengan memakai baju oblong palu arit dan terakhir disebutnya mengutip apa yang dikatakan alfian tanjung, bahwa kini ada sekitar 61 orang kader keturunan PKI ke dalam Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) dan lembaga legislatif di jenjang provinsi dan kota memang harus di waspadai.

Akan tetapi, berdasarkan sejarah PKI dan afiliasinya yang ada di Indonesia baik sebelum dan sesudah kemerdekaan, eksistensi mereka semua penuh dengan konspirasi. Intinya jika ideologi itu benar ada di pemikiran – pemikiran masyarakat Indonesia kemudian jika ini disebut pengusungnya yang bergerak bebas dan menuju kepada kebangkitan Ideologi komunisme dalam bentuk Negara, pasti sudah tertolak secara realitas teori dan realitas. karena layaklah kita sebut mereka sebagai ideolog komunisme tertipu.

Karena kehadiran kapitalisme kini sesungguhnya metamorphosis dari sosialisme itu sendiri yang hakekatnya mengabaikan fungsi tuhan dalam mengatur kehidupan dan akal manusia jadi acuan maka tidak mungkin komunisme muncul dalam bentuk teori dasarnya. Ingat sosialisme itu memiliki sistem politik demokrasi sama dengan kapitalisme. Bagaimana mungkin komunisme sosialisme bisa bangkit jika asasnya masih sama dengan kapitalisme yakni pengabaian fungsi tuhan dalam mengatur kehidupan dan akal manusia jadi acuan? Jika ingin tetap disebut ada dan membahayakan maka pasca permintaan maaf oleh Presiden Jokowi saat peringatan 17 Agustus tahun ini paling banter adalah perubahaan haluan politik ekonomi saja. Awalnya haluan ke Amerika akan menjadi ke China sebagai Negara yang dianggab menjalankan nilai – nilai komunisme.

 Jadi harusnya yang menjadi perhatian kita saat ini adalah  bagaimana menghempang penerapan kapitalisme saat ini sudah sangat ‘menyiksa’. Diilustrasikan dengan peperangan,mempersoalkan musuh yang belum tentu datang mengabaikan musuh yang sedang menyerang sama saja bunuh diri konyol. Inilah point kritisnya. Ditambahlagi yang paling fatal adalah tidak menganggab musuh itu sebagai musuh malah musuh sekarang di anggab teman.

 

Kebangkitan Islam menanti

 Salah satu karakter ideologi dapat di terapkan dan dirasakan secara nyata oleh manusia. Karena memang ideologi itu melahirkan sistem – sistem kehidupan didalamnya. Walhasil eksistensi ideologi akan muncul jika Negara mewujudkannya dalam bentuk peraturan bernegara dan berbangsa. Dalam hal ini Islam sebagai sebuah ideologi adalah realitas yang harus di wujudkan dan di rasakan secara nyata. Caranya tidak lain adalah penerapan hukum – hukum Islam oleh Negara yang dalam khazanah fiqih disebut  sebagai  Penegakkan Daulah Khilafah Islamiyyah.Jika kapitalisme sedang diterapkan. Komunisme sosialisme kembali mengancam maka umat Islam jangan mau kalah Daulah Islam harus di Perjuangkan. Semoga Allah memudahkan urusan para pengemban dakwah Islam Ideologi. Wallahualam.

 

Oleh Bara Lubis

               

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun