Mohon tunggu...
Pasu Sibarani
Pasu Sibarani Mohon Tunggu... Akuntan - Akuntan

NIM: 55522120006 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Peluang dan Tantangan Perpajakan Controlled Foreign Corporation di Indonesia Menggunakan Pendekatan Teori Pierre Bourdieu

28 Juni 2024   23:17 Diperbarui: 28 Juni 2024   23:25 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Misalnya konversi kapital ekonomi ke kapital budaya dapat dilakukan dalam konteks orang tua yang menggunakan kekayaan mereka untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak mereka, yang kemudian meningkatkan kapital budaya anak-anak tersebut. Konversi kapital sosial ke kapital ekonomi dapat dilakukan dalam kasus dimana jaringan sosial yang luas dapat memberikan akses ke peluang bisnis atau pekerjaan yang menguntungkan, yang pada akhirnya meningkatkan kapital ekonomi. 

3. Arena

Teori arena (field) Pierre Bourdieu adalah konsep kunci dalam sosiologi yang digunakan untuk menganalisis struktur dan dinamika kekuasaan dalam berbagai aspek kehidupan sosial. Arena merujuk pada ruang sosial di mana individu dan kelompok berinteraksi, bersaing, dan berjuang untuk mendapatkan berbagai bentuk kapital (modal) yang diakui dan dihargai dalam konteks tertentu.

Arena adalah ruang sosial yang memiliki aturan, norma, dan logika tertentu di mana individu dan kelompok berinteraksi dan bersaing. Setiap arena memiliki bentuk kapital yang spesifik dan cara tertentu untuk memperoleh dan mempertahankan kapital tersebut. 

Arena memiliki 3 karakteristik, yaitu:

  • Otonomi,  Setiap arena memiliki tingkat otonomi tertentu, meskipun sering kali berinteraksi dan saling memengaruhi dengan arena lain. Misalnya, arena seni mungkin berinteraksi dengan arena ekonomi, tetapi memiliki aturan dan norma yang berbeda. 
  • Struktur Kekuasaan, Arena memiliki struktur kekuasaan yang mencerminkan distribusi kapital di antara aktor-aktor yang terlibat. Aktor dengan kapital lebih banyak cenderung memiliki kekuasaan lebih besar. 
  • Aturan, Setiap arena memiliki aturan dan norma yang menentukan bagaimana permainan dimainkan, siapa yang dihargai, dan bentuk kapital apa yang paling berharga. 

Ketiga konsep ini saling terkait dan bersama-sama membentuk kerangka analisis yang kompleks untuk memahami bagaimana kekuasaan dan ketimpangan sosial direproduksi dalam masyarakat.

Habitus individu mempengaruhi bagaimana mereka berinteraksi dan berkompetisi dalam arena tertentu. Misalnya, seorang mahasiswa dengan habitus akademik yang kuat akan lebih mudah menavigasi arena pendidikan. 

Kapital yang dimiliki individu menentukan posisi mereka dalam arena dan kemampuan mereka untuk bersaing. Kapital yang dihargai dalam satu arena mungkin berbeda dari yang dihargai dalam arena lain. Misalnya, kapital ekonomi sangat penting dalam arena bisnis, sedangkan kapital budaya lebih penting dalam arena akademik. 

Habitus mempengaruhi bagaimana individu mengakumulasi dan menggunakan kapital. Misalnya, seseorang dengan habitus yang menghargai pendidikan akan lebih cenderung menginvestasikan kapital ekonomi mereka dalam pendidikan untuk meningkatkan kapital budaya.

Habitus, kapital, dan arena adalah konsep yang saling terkait dalam teori Bourdieu yang memberikan kerangka analisis untuk memahami struktur kekuasaan dan ketimpangan sosial. Habitus membentuk disposisi individu, kapital menyediakan sumber daya untuk bersaing, dan arena menentukan aturan permainan dalam berbagai konteks sosial. Dengan memahami interaksi antara ketiga konsep ini, kita dapat menganalisis bagaimana individu dan kelompok berjuang untuk memperoleh dan mempertahankan posisi sosial mereka serta bagaimana ketimpangan sosial direproduksi dalam berbagai aspek kehidupan. 

Penerapan Teori Bourdieu pada Perpajakan CFC di Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun