Mohon tunggu...
Bapas Nusakambangan
Bapas Nusakambangan Mohon Tunggu... Penegak Hukum - kementerian hukum dan ham

instansi pemerintah tingkat unit pelaksana teknis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bapas Nusakambangan Optimis Asimilasi di Rumah Cegah Residivis

10 Oktober 2022   11:29 Diperbarui: 10 Oktober 2022   11:49 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bapas Nusakambangan Optimis Asimilasi di Rumah Cegah Residivis

Nusakambangan-Senin (10/10) -- Selama masa pandemi pemerintah melalui Kementerian Hukum dan HAM mengeluarkan dan membebaskan narapidana serta anak melalui asimilasi dan integrasi dalam rangka pencegahan dan penanggulangan penyebaran Covid-19. Keputusan tersebut diambil sebagai upaya penyelamatan terhadap narapidana dan anak yang berada di Lembaga Pemasyarakatan dan Lembaga Pembinaan Khusus Anak.

Pada Peraturan Menteri Hukum dan HAM nomor 32 tahun 2020 menjelaskan bahwa narapidana dapat diberikan program asimilasi dengan berkelakuan baik yang dibuktikan dengan tidak sedang menjalani hukuman disiplin dalam kurun waktu 6 (enam) bulan terakhir. Aktif mengikuti program pembinaan dengan baik. Selain itu, narapidana telah menjalani (satu per dua) masa pidana.

Program asimilasi dilaksanakan di rumah dengan pembimbingan dan pengawasan Balai Pemasyarakatan (Bapas) dengan melibatkan kelompok masyarakat. Pembimbingan adalah pemberian tuntutan untuk meningkatkan kualitas, ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan perilaku, profesional, kesehatan jasmani dan rohani Klien Pemasyarakatan. 

Kepala BAPAS wajib mengadakan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian atas kegiatan program pembimbingan yang pelaksanannya dilakukan oleh Pembimbing Kemasyarakatan (PK). Pembimbingan klien akan fokus pada meningkatkan kemampuan klien untuk berintegrasi secara sehat dengan masyarakat untuk mencegah residivis.

Pada 7 Oktober lalu Layanan Bapas Melayani di Dermaga Wijayapura (Baladewa) Bapas Nusakambangan menerima kedatangan 4 orang Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang dapat keluar dari Lapas Cilacap. AG, AN, AT, dan AD dapat keluar melalui program asimilasi dalam rangka pencegahan dan penanggulangan penyebaran Covid-19 setelah menjalani separuh masa pidananya. AG, AN, AT, dan AD sebelumnya terlibat tindak pidana pencurian, penggelapan, dan penadahan. Selama satu tahun kedepan AG, AN, AT, dan AD akan menjadi klien pemasyarakatan yang akan mendapat bimbingan dan pengawasan atas pelaksanaan program bimbingan dari PK.

Awal Setiabudi seorang PK Pertama Bapas Nusakambangan menjelaskan bahwa 4 klien pemasyarakatan tersebut akan melaksananakan serangkaian kegiatan pembimbingan kepribadian dan kemandirian selama satu tahun ke depan melalui 3 tahapan. Tahap awal, lanjutan, dan akhir. Tahap awal dimulai sejak berstatus sebagai Klien hingga 1/4 (satu per empat) masa pembimbingan. 

Pada awal bimbingan ini klien akan didaftarkan sebagai klien, dibuatkan litmas bimbingan, diberikan program bimbingan kepribadian berupa penyuluhan kerohanian, hukum, dan mendapatkan pengawasan atas pelaksanaan program tersebut. Penyuluhan kerohanian dan hukum diharapkan dapat meningkatkan semangat perubahan perilaku ke arah positif dan ketaatan hukum.

Tahap lanjutan dilaksanakan sejak berakhir pembimbingan tahap awal sampai dengan 3/4 (tiga per empat) masa pembimbingan. Setelah tahap bimbingan akhir selesai klien akan mendapatkan surat keterangan akhir pembimbingan oleh Kepala BAPAS. Pembimbingan kepribadian dan kemandirian memberikan bekal kepada klien untuk bersatu kembali ke dalam masyarakat. Berperan positif dalam kehidupan sosial dan terhindar dari pengulangan pidana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun