Mohon tunggu...
Mut Mutmainah
Mut Mutmainah Mohon Tunggu... -

gak ada kesuksesasan tanpa pengorbanan dan perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suara Pohon Bertasbih

31 Juli 2013   12:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:47 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari yang sangat indah di pandu dengan udara sejuk yang menerobos sukma jiwa yang membawa kesegaran ,pancaran sinarnya seolah magic yang menyembuhkan berbagai penyakit dan membawa kedamaian. Di keheningan itu aku terdiam seolah meresapi dan mensyukuri apa yang telah allah ciptakan dan berikan, sebuah mobil Toyota yaris menancapkan gasnya seolah nyaris jalan miliknya.

Pagi itu jalanan sepi tak seperti biasanya, aku yang merupakan salah satu penumpang dari mobil Toyotaitu enjoy dengan suasana hangat yang di bawakan oleh pak sopir yang sekaligus pebimbing pkl kami dan manusiayang berhati malaikat,

Sepuluh menit berlalu, pembimbing kami memberhentikan mobil nya, tanpa kami sadari kita telah sampai ke tempat tujuan yaitu taman yang berada di daerah cilaki bandung, emmh udara yang di suguhkan sungguh-sungguh luar biasasejuk dan menyegarkan pikiran mengalahkan udara kesejukan di kampungku.

Tanpa basa basi kami langsungambil posisi melakukan pemanasan, namun pemanasan kali ini sangat unik dan membuat bibir dan mulut ini tak henti hentinya mengeluarkan senyum dan tawa.

Pemanasan pun berakhir dan langsung menuju ke acara selanjutnya yaitu bercerita pengalamanpribadi selama kurang lebihlima menit dan semua orang yang berada di tempat itu mau tidak mau harus melakukan itu.

Walaupun rasa malu dan gemetar tak bisa di hindarkan, aku pun terkena giliran.Dan tak lama kemudian semua orang telah mendapat giliran itu, terkecuali pembimbing kita, dan akhirnya beliaupun menyimpulkan dan memberikan saran atas apa yang telah kita sampaikan, dan beliau menambahkan “ semua makhluk di ciptakan di muka bumi itu tidak lain hanya untuk beribadah kepadaNya tak terkecuali pohon, andai kalian tau bahwasanya pohon itubertasbih dalam setiap detik nya, tapi kenapa banyak diantara kita yang tidak mengetahuinya bahkan tidak sedikityang bermaksiatdibawah pohon tersebut,

13752507901688632855
13752507901688632855

Itulah ibadahnya pohon sedangkan kita sebagai manusia yang lebih sempurna dari itu seharusnya ibadah kita haruslebih dari sekedar bertasbih tapi kenyataannya, umat manusia pada saat ini banyak yang terjangkit salah satu penyakit yang beberapa abad lalu telah di ceritakanoleh Rasullah kepada para sahabat, yaitu penyakit WAHN,

Apa itu WAHN? Ternyata beliau menjelaskan WAHN adalah penyakit yang cinta akan dunia dan takut mati, itulah penyakit umat islam pada saat ini banyak orang yang banting tulang, kaki menjadi kepala,kepalamenjadi kaki hanya untuk membela dan mencari kebahagian dunia sedangkan kebutuhan rohaniah yang berbau akhirat di sepelekan begitu saja, dan satu hal lagi umat islam pada saat ini sangattakut mati padahal ImamAl-Gazali pernah menyebutkan 2 dari lima hal yang harus umat islam ketahui di antaranya hal yang paling dekat dengan kita adalah kematian maka kita harus siap kapanpunkematian akan menjemput kita karena kematian sangat dekat dengan kita.

Dan yang kedua adalah hal yang paling jauh dengan kita adalah masa lalu, karenabagaimanapun dan dengan cara apapun juga kita tidak akan bisa kembali kemasa lalu walaupun itu beberapa menit barusan tapi tetap itu adalah masa lalu, untuk itu jadikanlah masa lalu untuk merubah dan memperbaiki diri bukan untuk di ratapi dan di sesali “ pembimbing kami menjelaskan. Di tambahkan dengan pengalaman beliau dalam menjalani hidup ini yang menelan manis asinnya kehidupan yang beliu jalani. Subhanallahternyata walaupun beliau bekerja dan menggeluti bidangIT tapi beliau begitu mengerti dan memahami malah sikapnya kental dengan ilmu agama.

Dan ucapa-ucapan yang beliau keluarkan lebih berwibawa mengalahkan ustad-ustad yang sedang ceramah di pesantren-pesantern atau tablig akbar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun