Homo Homini Lupus artinya manusia adalah serigala bagi manusia lainnya. Istilah ini dikumandangkan pertama kali oleh Plautus dalam karyanya berjudul Asinaria (195 SM)
Adagium Homo Homini Lupus menggambarkan bahwa manusia bisa menjadi kejam dan buas layaknya serigala. Hal ini terkait dengan gen manusia yang didalamnya berisi jiwa kebinatangan/hewani (animal soul)
Jiwa Hewani adalah jiwa dimana karakter pokok jiwanya adalah hidup dan beraktivitas dengan dukungan indra dan insting. Sehingga dengan jiwa hewani manusia bisa sangat kejam dan buas terhadap sesamanya
Akal dan norma tidak berlaku lagi dalam konsep jiwa hewani, sehingga tidak terdapat lagi nilai keberadaban
Dan sepertinya kondisi sekarang menunjukkan kondisi ini, seperti contoh kasus :
- seorang polisi membunuh ibu kandungnya dengan memukul kepala ibunya dengan tabung gas
- seorang istri membakar suaminya atau sebaliknya
- seorang pimpinan pondok pesantren menodai santrinya sendiri
Peristiwa diatas adalah contoh bahwa jiwa hewani manusia telah menguasai seorang manusia sehingga dia bertindak diluar norma dan susila