Mohon tunggu...
Yayok Haryanto
Yayok Haryanto Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Petani yang lagi belajar utk jadi pemulia tanaman edamame/kedelai Jepang, suka baca. Paling tersentuh kalau membaca dan mendengar kisah perjuangan meraih sukses seseorang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bendera Setengah Tiang Berkibar di Desa Rangkat

27 Oktober 2010   02:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:04 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat upacara bendera sudah mulai ditinggalkan, dan reformasi membuat tatanan lambang-lambang negara jungkir balik, Mommy, Istri Kepala Desa Rangkat, secara mendadak mengajukan usul agar diadakan upacara bendera di lapangan Desa Rangkat. Kepala Desa, Yayok menjawab dengan singkat : "Your idea is my order honey !". Segeralah, pak Kepala Desa menyuruh adiknya, Paman Tani, Airf, untuk melalukan kontak dengan Triansyah, komandan hansip. Sedangkan Uleng Tepu segera melakukan koordinasi dengan Miss Rochma, untuk mengatur susunan  pasukan Upacara Dadakan Tersebut.

Upacara Bendera di Desa Rangkat (Sumber: www.google.com)

Peserta Upacara meliputi staf Pimpinan Desa, BPD dan Bintara Pembina Desa, murid-murid sekolah yang dibimbing oleh guru masing-masing seperti Miss Rochma dari MTs Desa Rangkat dan Pak Odi dari SMK Pertanian Desa Rangkat, sedangkan Dr. Johan Wahyudi, lebih tertarik untuk membina murid SD di SD Rangkat. Ada pun Uleng Tepu memimpin murid TK dan PAUD serta Mas Hikmat Nugraha memimpin regu anak-anak TPQ dan Majelis Taklim. Airf sendiri, sebagai Paman Tani, memimpin regu petani.

Petani Desa Rangkat (Sumber : www.Google.com)

Inilah Pidato sambutan Bapak Kepala Desa dalam Upacara Tersebut :

Assalamu'alaikum WR WB

Salam Sejahtera Bagi Kita Semua

Sebagaimana kita ketahui, telah terjadi musibah Tsunami di Kepulauan Mentawai dan Meletusnya Gunung Merapi di Jawa Tengah yang telah memakan korban. Sebelum pulih duka kita, ternyata musibah datang kembali dan akan terus berdatangan sebagai dampak dari ketidakseimbangan alam dan Global Climate Exchange.

Upacara ini diadakan, atas inisiatif Mommy, agar seluruh warga desa melakukan renungan bersama. Sebab musibah akan menimpa siapa saja dan semakin lama, intensitas makin meningkat, sehingga perlu kesiapan lahir batin. Inilah uniknya kepemimpinan di Desa Rangkat, walaupun budaya lokal cenderung tersingkir, namun sebagai Pewaris Adat, Mommy diberi keleluasaan sepenuhnya oleh Bapak Kepala Desa untuk memunculkan kearifannya.

Innaa Lillaaahi wa innaa ilaihi roji’un …. semoga hikmah di balik musibah dapat kita tangkap .. mengoreksi diri … meninggalkan yang goyah .. membangun bangsa yang lebih tangguh …

semoga kesetiakawanan dan persaudaraan … menyingkirkan iri dan dengki …. biarlah fir’aun dan qorun kaya harta …. selama kita kaya hati … materi akan datang sendiri …

kayakanlah hati … wahai saudarku yang tertimpa musiah … hidup ini cuma susah dan senang Dia meminta kita cuma sabar dan bersyukur

Ada hikmah bagi yang bersyukur … Pahala dan kekayaan jiwa yang berlimpah … Hingga mampu bangkit kembali, membangun diri … Mencapai kemuliaan melebihi yang sudah ….

Ada pun untuk yang selalu bersyukur dan berbagi dikala senang .. Allah akan melimpahkan anugerah dan sejuta kebajikan …… Marilah kita semakin asih-asah dan asuh...... Dalam menghadapi semua persoalan di dunia fana ….

Salam Dari Desa Rangkat

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Sebagai acara tambahan diadakan Acara Baca Puisi oleh Karang Taruna, berikut sebagian yang tampil :

Arif Hidayat :

Tuhan

Ketika tangis hanya mampu menjadi saksi Kuasa-Mu

Tuhan

Jikalau masih teramat kotor hati kami tuk menyebut Asma-Mu

Kiranya bersihkanlah dengan tetes air mata kami

Berikanlah kesabaran menerima cobaan dan ujian dari-Mu

Merangkai hikmah dari-Mu

Dan jadikanlah kami golongan orang yang beriman

Sebagaimana yang telah Engkau janjikan…

Bendera Setengah Tiang di Depan Kosan Miss Rochma (sumber:google)

Odi Salahuddin :

bencana demi bencana apakah itu suatu pertanda? saatnya memang tak sekedar bicara bertindak bersama menjaga keselarasan alam sebagai ruang hidup kita yang telah tertatih dikorek-korek seluruh tubuhnya

HIKMAT NUGRAHA :

Semua bencana yang ada… itu merupakan bencana… juga merupakan pertanda… agar kita selalu ingat kepada Yang Kuasa…

TRIANSYAH PJ ;

tertegun dalam keheningan. mencoba mencari jawaban atas apa yg terjadi yah… semoga mereka semua tabah…

DAVID SOLAFIDE :

gejolak alam membawa serta nyawa dalam diam hatipun bertanya dapatkah kita saling berbagi duka derita tumbuhkan asa, kuatkan raga semoga

Bendera Setengah Tiang di Tepi Telaga Rangkat (gambar om google.com)

Banyak lagi yang tampil, mengiringi program pengumpulan bantuan untuk korban bencana. Dan yang paling tidak diduga, juragan ternyata menyiapkan dua truknya untuk mengangkut ke daerah bencana, plus sopir dan BBMnya. Rupanya, setelah peristiwa penculikan Rena, Juragan mulai peduli terhadap kegiatan sosial, namun tetap jahat dan tegas dalam menjalankan bisnis. Dan pada hari itu juga, 2 truk tersebut telah penuh beras, pangan dan baju layak pakai serta sukarelawan yang akan berngkat ke Jawa Tengah dan Mentawai.

Bendera Setengah Tiang di Depan Pos Satpam Juragan (foto pinjam mbah google)

Begitulah dinamika warga Desa Rangkat, kritis, logis, tidak egois, nasionalis, agamis dan sosialis .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun