Mohon tunggu...
Banyu Wijaya
Banyu Wijaya Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

#nusantaraindonesiatrulyuniversa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Java Truly Universa

22 September 2012   07:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:00 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asal mula nama 'Jawa' tidak jelas. Salah satu kemungkinan adalah nama pulau ini berasal dari tanaman jáwa-wut, yang banyak ditemukan di pulau ini pada masa purbakala, sebelum masuknya pengaruh India pulau ini mungkin memiliki banyak nama. Walaupun saya tidak yakin bila budaya India adalah budaya yang lebih dahulu ada atau eksis ketimbang budaya Jawa. Oleh karenanya, saya sedang menelusuri asal-usul genetik orang Jawa. Kelak saya akan menulis hasilnya. Ada pula dugaan bahwa pulau ini berasal dari kata jaú yang berarti "jauh". Dalam Bahasa Sanskertayava berarti tanaman jelai, sebuah tanaman yang membuat pulau ini terkenal.Yawadvipa disebut dalam epik IndiaRamayana. Sugriwa, panglima wanara (manusia kera) dari pasukan Sri Rama, mengirimkan utusannya ke Yawadvipa (pulau Jawa) untuk mencari Dewi Shinta. Kemudian berdasarkan kesusastraan India terutama pustaka Tamil, disebut dengan nama Sanskerta yāvaka dvīpa (dvīpa = pulau). Dugaan lain ialah bahwa kata "Jawa" berasal dari akar kata dalam bahasa Proto-Austronesia, yang berarti 'rumah'. (dok. http://aboutmylifedanskenarionya.blogspot.com/2012/03/jawa-timur-kapan-hapus-amalan.html) +++ Mengenai tamansari saya ingat betul bahwa kata itu saya dengar kali pertama, sekitar akhir 1996, dari Guru Besar Filsafat UGM Prof. Dr. Damardjati Supadjar. Tamansari yang dimaksud profesor yang pakar budaya Jawa sekaligus humoris ini, sebagaimana taman surga sekaligus tempat pengglembengan insan–insan unggul hingga gaungnya hingga ke daerah sekitarnya. Hal itu sepertinya disebabkan oleh ikon Jogja sebagai Kota Budaya dan Pendidikan membuatnya menjadi destinasi orang se-Nusantara bahkan mancanegara menjadikan Jogja menjadi ikon Bhinneka Tunggal Ika yang harmonis sehingga masyarakatnya bangga sebagai “Warga Kampung Dunia” atau “Warga Kampung Universa”. Sidomuncul pernah menerbitkan iklan Truly Indonesia pada sekitar tahun 2007. Kemudian pada tahun 2012 diperbaharui dengan Jogja Trully Indoensia. Entahlah mereka terinspirasi oleh Pak Damar atau siapa saya tidak mengetahuinya. Iklan tersebut memang sangat bagus mendeskripsikan Yogyakarta. Apa yang tidak menarik di pusat budaya Jawa ini. Ada candi, tamansari, keraton, pasar tradisional, makam-makam raja, tugu, kuliner khas Jawa dan Nusantara, keramahtamahan warganya, sebagai miniatur Indonesia, dan lain-lain. Menurut Damardjati, Indonesia adalah tamansari dunia alias. Jawa adalah tamansari Indonesia. Yogyakarta (DIY) adalah tamansari Jawa. Kota Yogyakarta (Jogja) adalah tamansari DIY. Dugaan lain ialah bahwa kata "Jawa" berasal dari akar kata dalam bahasa Proto-Austronesia, yang berarti 'rumah'. Itu artinya Jawa adalah Rumah Dunia. DIY adalah tamansari Jawa, Jawa adalah tamansari Indonesia, dan Indonesia adalah tamansari dunia (alam semesta = universe), maka dapat dikatakan bahwa Jogja Truly Universa atau Java Truly Universa. Saya tidak begitu mengetahui secara persis kenapa Pak Damar berkata demikian. Mungkin saja itulah realitanya sebagaimana pemaparan di atas dan pemaparan saya yang lain-lain mengenai Jawa di Kompasiana ini. Juga karena (obyek wisata) Tamansari berada di Kompleks Keraton Yogyakarta yang berada di pusat Kota Jogja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun