Mohon tunggu...
Banyu Wijaya
Banyu Wijaya Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

#nusantaraindonesiatrulyuniversa

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Indahnya Bhinneka Tunggal Ika, Teladan dari Karang Taruna se-Nusantara

29 Agustus 2012   10:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:11 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika gempa tektonik (Jawa: lindhu) menimpa Yogya-Klaten pada tahun 2006, Bantul menjadi daerah terparah. Salah satu dusun yang saya ingat betul adalah Sorok, sebuah dusun yang masuk ke dalam wilayah Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro. Kenapa? Pada H+5 gempa, saya bersama seorang teman melewati dusun tersebut dimana ada sebuah mushola (Jawa: langgar, Melayu: surau) yang roboh. Puluhan tahun silam, seorang pujangga Nusantara Ali Akbar Navis menulis cerpen tenar berjudul Robohnya Surau Kami.

Robohnya surau kami. (dok. pribadi)

Kini, 29 Agustus 2012 saya melewati kembali Dusun Sorok dengan bersepeda. Tampak ada sebuah mushola di selatan persawahan. Itulah surau yang dahulu roboh, kini sudah berdiri cukup bagus. Alhamdulillah...

13462312172006266899
13462312172006266899

Mushola di Dusun Sorok. (dok. pribadi)

13462313071395074145
13462313071395074145

Beda aktivitas. Siang itu, tak jauh jauh dari mushola dusun Sorok, seorang ibu sedang mencabuti rumput di sawahnya, seorang bapak sedang bersepeda. (dok. pribadi)

Sebelum Dusun Sorok (tepatnya di sebelah timur) ada Kampoeng Ternak Sapi "Sidorejo". Kampung ternak bantuan Jamsostek tersebut berada di Dusun Sulang Kidul, Desa Patalan, Kecamatan Jetis.

Kemudian saya meneruskan mengayuh sepeda modif balap Polygon hingga saya berhenti untuk mengetik tulisan sebagian ini sambil makan-minum di sebuah warung makan, pemiliknya seorang ibu sudah agak tua, sekitar 60-an tahun.

1346235034148601490
1346235034148601490

Peta Persebaran Potensi Wisata Desa Guwosari. (dok. pribadi)

Setelah lelah menghilang, saya pun meneruskan kayuhan, setelah membayar makanan dan minuman. Oleh karena penasaran ingin mengetahui Makam Sewu, maka setelah dari Jl. Diponegoro, Bantul saya menuju ke selatan. Eh..ternyata ada yang menarik perhatian saya, yakni sebuah papan "Peta Persebaran Potensi Wisata Desa Guwosari". Dan lebih menarik lagi, ternyata di sebelahnya ada tugu tetenger (penanda) yang berbunyi:

“Di Desa Ini Pernah Tinggal Dengan Rukun dan Damai

33 Orang Karang Taruna dari 33 Suku Yang Berbeda”

DENGAN SEMANGAT BHINNEKA TUNGGAL IKA

AKU BANGUN NEGERIKU DENGAN SEGENAP JIWA RAGAKU

Peserta Pertukaran Karang Taruna Antar Wilayah Tingkat Nasional

Guwosari, Pajangan, Bantul, D.I. Yogyakarta 26 September s/d 9 Oktober 2010

Yohanes Eko Mrdiyono – Jateng, Deden Saputro-Kalteng, Mohd. Mukhlis, SE – Kep. Riau, Kaspi-Kalsel, Ir. Hamzah-Sulbar, dan seterusnya bisa dibaca pada gambar di bawah ini.

1346231399567606184
1346231399567606184

Tetenger Bhinneka Tunggal Ika. (dok. pribadi)

1346235192697551573
1346235192697551573

Tugu Bhinneka Tunggal Ika. (dok. pribadi)

1346235374274641407
1346235374274641407

Tetenger Bhinneka Tunggal Ika (2). (dok. pribadi)

134623556895251791
134623556895251791

Tetenger Bhinneka Tunggal Ika (3). (dok. pribadi)

13462358851042415255
13462358851042415255

Tetenger Bhinneka Tunggal Ika (4). (dok. pribadi)

Rasanya nyesss membaca kalimat-kalimat di tetenger tersebut. Bila kita masih melandaskan diri pada Bhinneka Tunggal Ika yang rukun dan damai semacam itu, sebenarnya perseteruan, apalagi pembakaran dan pembunuhan tak perlu ada.

Rute bersepeda selengkapnya:

Patukan (Bidan Suharni, minimarket, apotek) – Kantor Kecamatan Gamping (Jl. Sidoarum – Gamping) – Gereja – Pelem Gurih (Ringroad) (Markas PMI DIY) – Kalibayem (toko sepeda tua dan Posko Pojok – Pom Bensin - Kadipiro (toko sepeda dan reparasi sepeda, sentra soto Kadipiro) –Wirobrajan (sebelum perempatan ada Museum Bahari, minimarket, sebuah hotel yang ada ATM BNI, BCA, dll) – ASMI (rumah kesehatan, ada ATM BNI, BCA, dll) – SMA Negeri 1 Yogyakarta - Jogja National Museum – Pasar Serangan – PKU Muhammadiyah – 0 Km – BRI (Jl. Brigjen Katamso) – Kraton Ngayogyakarta (saya berhenti sebentar untuk rehat, ada anak-anak dari empat sekolahan yang sedang berolahraga di Alun-alun Utara, ada juga dua kelompok orang yang berfoto-foto, ada pula orang-orang yang tiduran di samping pagar Kraton Ngayogyakarta)

Pasar Ngasem – Tamansari – Alun-alun Kidul (ada anak-anak dari beberapa sekolah sedang berolahraga, ada angkringan dan orang-orang yang sekadar bersantai dan ngobrol di Siti Hinggil Dwi Abad) – Plengkung Gading – Pasar Gading – Ponpes Krapyak  – Panggung Krapyak (ini salah satu titik magis dari lima garis imajiner: Merapi-Tugu-Kraton-Panggung-Laut Kidul) – RS Fatmasuri

Ruko Perwitasari (Jl. Paris) – Perempatan Ringroad Jl. Paris – Pyramid – ISI Yogyakarta – SMP 1 Sewon – Pertani Bantul – Pasar Seni Gabusan (rehat sambil makan dan minum) – Manding (sentra kulit) – SD Patalan – SMP 3 Jetis – Pom Bensin Jetis - Kantor Lurah Patalan – Ganjuran (Gereja Cahaya Hati, RS Santa Elisabeth, BRI, BPD DIY, terus ke barat ada beberapa toko perlengkapan ibadah bagi Nasrani, salah satunya Michael) – SMK N 1 Bantul (Jl. Bantul) – Tabuhan (sentra krecek) – SMA Negeri 1 Bantul – Toko Geplak dan Peyek Tumpuk – Kantor FKUB – Kantor Bupati Bantul (Jl. Gajah Mada) – Polres Bantul – Pasar Bantul – Soto dan depot daging "Sumilir" – Masjid Sabilillah (Jl. Diponegoro) – Kantor PKK Guwosari (ada monumen Bhinneka Tunggal Ika, tepatnya di depanPuskesmas Dusun Iroyudan, Guwosari, Pajangan, Bantul)

1346236424119176051
1346236424119176051

Selamat Datang di Goa Selarong. (dok. pribadi)

Pintu Gerbang Goa Selarong (Kembang Putihan, Guwosari, Pajangan) – Bangunjiwo (Kasihan, Bantul) – Masjid Al-Aziz (Jl. Raya Kasongan) – PUKJ Gunung Sempu – Kembaran (Tamantirto, Kasihan) – Perempatan Ringroad – SD Rukeman (Tamantirto, Kasihan) – TK Aisyiyah Tamantirto (timur UMY) – Gamping Kidul (Kecamatan Gamping, Sleman) – Ringroad – Pasar Gamping Jl. Wates (kiri jalan, kanan jalan apotek dan minimarket ada ATM BNI dan BRI) – Cagar Alam Gunung Gamping (Ambarketawang, Gamping) – UMY Residence – Stiekes Ahmad Yani (Ringroad) – Pasar Gamping – Kantor Lurah Ambarketawang (Gamping) – Masjid Al-Ikhlaash (Patukan, Gamping).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun