Pemimpin atau Presiden Republik Indonesia sebagaimana menurut Prabu Joyoboyo dalam kitabnya Jongko Joyoboyo adalah mengikuti pola Noto Nagoro (no to na go ro = no to na ga ra)
1. No --> Soekarno
2. To --> Soeharto
3. Na --> Nahdatul Ulama? --> Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pernah menjabat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama.
B.J. Habibie tidak termasuk dalam rumus ini.
4. Go --> Goro-goro. Megawati Soekarnoputri mulai tenar setelah ada kejadian goro-goro penyerbuan kantor PDI (Peristiwa Kuda Tuli).
atau Ga --> Megawati Soekarnoputri
5. Ro --> ????? Satrio ?????
atau Ra --> Ratu Adil????
Soesilo Bambang Yudhoyono tidak termasuk dalam rumus ini. Analisis saya, SBY lebih sebagai penerus Soeharto dan Orde Baru, karena SBY pun termasuk dalam gerbong Orba sebelum membesut Partai Demokrat.
Kecuali bila rumus tersebut tidak sampai selesai, tetapi kembali dari awal lagi, yakni No --> Yudhoyono, maka jadinya pas. Dengan kembalinya rumus dari awal, maka kans terbuka lebar bagi Prabowo Subianto atau kandidat yang lain yang memiliki nama berakhiran To untuk memimpin negeri ini. Namun bila rumusnya kembali ke awal lagi, maka tentu semakin lama kita sampai pada Ratu Adil.
Walaupun ada setitik harapan pada Amien Rais untuk menggenapkan rumus Noto Nagoro, karena Rais ada unsur Ra, ketika ia mengikuti Pilpres 2004 bersanding dengan Siswono. Namun Amien-Siswono kalah dalam Pilpres 2004.
Kemudian kita membaca kriteria pemimpin atau Presiden RI menurut  Ronggowarsito dalam sosok 7 Satrio
1. SATRIO KINUNJORO MURWO KUNCORO. Tokoh pemimpin yang akrab dengan penjara (Kinunjoro), yang akan membebaskan bangsa ini dari belenggu keterpenjaraan dan akan kemudian menjadi tokoh pemimpin yang sangat tersohor diseluruh jagad (Murwo Kuncoro) --> Soekarno
2. SATRIO MUKTI WIBOWO KESANDUNG KESAMPAR. Tokoh pemimpin yang berharta dunia (Mukti) juga berwibawa/ditakuti (Wibowo), namun akan mengalami suatu keadaan selalu dipersalahkan, serba buruk dan juga selalu dikaitkan dengan segala keburukan / kesalahan (Kesandung Kesampar) --> Soeharto
3. SATRIO JINUMPUT SUMELA ATUR. Tokoh pemimpin yang diangkat/terpungut (Jinumput) akan tetapi hanya dalam masa jeda atau transisi atau sekedar menyelingi saja (Sumela Atur) --> B.J. Habibie
4. SATRIO LELONO TAPA NGRAME. Tokoh pemimpin yang suka mengembara / keliling dunia (Lelono) akan tetapi dia juga seseorang yang mempunyai tingkat kejiwaan Religius yang cukup / Rohaniawan (Tapa Ngrame) --> Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
5. SATRIO PININGIT HAMONG TUWUH. Tokoh pemimpin yang muncul membawa kharisma keturunan dari moyangnya (Hamong Tuwuh) --> Megawati Soekarnoputri
6. SATRIO BOYONG PAMBUKANING GAPURO. Tokoh pemimpin yang berpindah tempat (Boyong / dari menteri menjadi presiden) dan akan menjadi peletak dasar sebagai pembuka gerbang menuju tercapainya zaman keemasan (Pambukaning Gapuro) --> Soesilo Bambang Yudhoyono
7. SATRIO PINANDITO SINISIHAN WAHYU. Tokoh pemimpin yang amat sangat Religius sampai-sampai digambarkan bagaikan seorang Resi Begawan (Pinandito) dan akan senantiasa bertindak atas dasar hukum / petunjuk Allah SWT (Sinisihan Wahyu) --> ?????
Konsep Ronggowarsito ini tepat betul dengan presiden yang memimpin RI. Satrio ke-7 itulah yang sangat mungkin oleh Joyoboyo disebut Ratu Adil. Namun jauh dalam benak saya, apakah konsep Ronggowarsito itu memang betul begitu kronologisnya? Jangan-jangan itu dibuat agar sesuai dengan urutan presiden yang sudah dan sedang memimpin republik ini.
Kedua analisis yang oleh beberapa kalangan disebut ramalan Jawa itu sama-sama mengharapkan adanya Ratu Adil. Walaupun tidak memakai nama Ratu Adil atau mungkin saja Ro atau Ra yang dimaksud itu bukanlah Ratu Adil, maka seperti pada jamaknya sebuah hal yang alamiah bahwa ada permulaan tentu ada akhiran, ada start ada finish. Dalam konsep Noto Nagoro, start-nya adalah No, finish-nya adalah Ro atau Ra. Tentu finish yang dimaksud adalah tatanan kehidupan yang serba aman, damai, dan sejahtera yang dipimpin oleh Satrio ke-7.
Ratu Adil atau Satrio ke-7 itu pun tidak selalu berarti seorang pria atau laki-laki. Pasalnya, Megawati Soekarnoputri termasuk dalam kedua konsep tersebut. Ada beberapa kalangan yang memaknai bahwa Ratu Adil atau Satrio ke-7 itu adalah Imam Mahdi. Artinya, bahwa Ratu Adil dan Satrio ke-7 itu adalah pemimpin global atau sosok yang memimpin dunia. Sehingga sosok tersebut bukanlah hanya memimpin Nusantara saja, tetapi juga seluruh dunia. Soal bahwa sosok tersebut apakah kelahiran Nusantara atau bukan, itu adalah persoalan lain. Walaupun ada beberapa kalangan yang meyakini bahwa Imam Mahdi itu orang Indonesia yang memiliki garis keturunan Nabi Muhammad Saw. Pasalnya, Imam Mahdi pula yang terkabarkan di dalam hadits sebagai pemimpin kebaikan di akhir jaman untuk menumpas pemimpin kejahatan, yakni Dajjal.
Bila pun Ratu Adil atau Satrio ke-7 bukanlah sosok Imam Mahdi sebagai pemimpin global maka beliau adalah ratu atau raja atau pemimpin yang adil bagi Nusantara sebagaimana cita-cita negara Indonesia yang termaktub pada sila ke-5 dari Pancasila, yakni Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Saya pikir hanya sila kelima inilah yang belum benar-benar pernah tercapai. Bila cita-cita bangsa dan negara Indonesia sudah tercapai dengan sila kelima tersebut, maka artinya sudah mem-finish-kan cita-citanya. Namun bukan berarti finisih sebagai akhir jaman atau berakhirnya Indonesia???
Wallohu a'lam.....
Sumber bacaan:
http://eddycorret.wordpress.com/2008/10/27/no-to-na-go-ro/
http://nurahmad.wordpress.com/wasiat-nusantara/ramalan-7-satria-ronggowarsito/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H