Menurut Ahok sendiri, alasan pengunduran dirinya dari partai Gerindra adalah visi partai sudah ngak sesuai dg visi-nya dia karena Gerindra membentuk KMP untuk meng-goal-kan RUU Pilkada pemilihan kepala daerah tidak langsung, yakni melalui DPRD yg mana menurut pak Ahok akan terjadi korupsi uang besar2-an dan kepala daerah akan menjadi budak anggota DPRD, karena bisa dipilih dan diperhentikan oleh mereka.
Oleh sebab itu pak Ahok "mengundurkan diri" dari partai Gerindra, sebelum "dipecat" karena perbedaan visi mengenai RUU Pilkada tsb. Ada perbedaan yg besar antara "mengundurkan diri" dan "dipecat" dan timing-nya sangat tepat sekali, sebab dengan demikian buat pak SBY dan Partai Demokrat, plus orang2 yg masih ragu2 tentang dampak RUU Pilkada, membuat mereka2 terusik untuk menimbang-nimbang lagi.
Dalam dunia "employment" kalau cari pekerjaan selalu ditanya pekerjaan dan perusahaan sebelumnya, buat referensi, nama2 siapa yg bisa dihubungi, sebab dan alasan dia keluar dari perusahaan tsb dan kalau "dipecat", tentunya perusahaan tsb akan berpikir dua kali sebelum menerimanya sebagai pegawai-nya, tapi kalau "mengundurkan diri" ceritanya akan lain lagi. Jadi dalam hal ini pak Ahok sudah benar dg pengunduran dirinya sebelum dipecat oleh partainya, seperti apa yg dialami oleh ibu Wanda Hamidah dari partai PAN, sehingga dia tidak bisa membusungkan dada sewaktu jalan keluar dari gedung DPRD DKI, coba ada bocoran kalau dia bakal dipecat, tentu ibu Wanda Hamidah akan mendahului "mengundurkan diri" dari PAN dan seandainya dia masih terpilih lagi sebagai anggota DPRD DKI periode 2014-2019, maka dia bisa jadi anggota DPRD DKI dari independent candidate, kan cuma perlu dukungan 30,000 KTP.
Salut untuk pak Ahok atas keberanian-nya mengundurkan diri sebelum dipecat oleh Gerindra sebab dg demikian api kecil ini sudah mulai dapat tanggapan positive dari kepala daerah2 lainnya, plus pak SBY sendiri, sehingga merubah balance suara di DPR NKRI. Bravo pak Ahok ! Berani karena benar masih berlaku dinegeri tercinta ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H