Mohon tunggu...
banyuutama
banyuutama Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

ganteng

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Kemalikussalehan terhadap Gen Z, Gen Z tanpa sikap bijaksana dan visioner ?

12 Desember 2024   23:45 Diperbarui: 12 Desember 2024   23:44 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pojok baca Museum Islam Samudra Pasai 

Kemalikussalehan merupakan mata kuliah yang ada di Universitas Malikussaleh. Kemalikussalehan itu sendiri memiliki 5 pilar yaitu relijius, akademis, transformatif, berwawasan global dan cinta damai. Pilar tersebut diambil dari karakter sultan Malik al-Saleh yang merupakan sultan pertama dari kerajaan Samudra Pasai. 

Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh, dan merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu atau yang lebih dikenal sultan Malik al-Saleh pada tahun 1267 M. Bukti-bukti arkeologis keberadaan kerajaan ini adalah ditemukannya makam raja-raja Pasai di kampung Geudong, Aceh Utara. Peninggalan kerajaan samudra pasai dapat kita lihat di Museum Islam Samudra Pasai. 

Kesultanan Samudra Pasai yang merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara dapat berjaya karena berbagai faktor, salah satunya adalah karakter kepemimpinan Sultan Malikussaleh yang baik. Sultan Malikussaleh memiliki sejumlah kualitas kepemimpinan yang sangat mendukung kemajuan kerajaan ini, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, maupun agama.

Sultan Malikussaleh adalah contoh pemimpin yang bijaksana dan visioner, dengan peran besar dalam menyebarkan Islam di Nusantara. Kepemimpinannya yang bijaksana bisa dijadikan teladan oleh generasi Z, terutama dalam cara mengambil keputusan yang matang dan berlandaskan pada pertimbangan jangka panjang. Seperti halnya Sultan Malikussaleh, generasi Z perlu bijak dalam memilih tindakan, tidak terburu-buru, dan fokus pada dampak positif yang lebih luas.

Selain itu, cara Sultan Malikussaleh memperkenalkan Islam dengan damai dan tanpa paksaan bisa menjadi pelajaran penting tentang pentingnya menyebarkan nilai-nilai kebaikan melalui teladan, bukan dengan cara memaksakan pandangan. Dalam dunia yang penuh perbedaan, generasi Z dapat belajar untuk menjaga kerukunan sosial, menghargai keberagaman, dan mempraktikkan toleransi di tengah masyarakat yang plural.

Sultan Malikussaleh juga menunjukkan pentingnya visi jangka panjang dalam memajukan kerajaan. Generasi Z perlu memiliki tujuan hidup yang jelas, merencanakan masa depan dengan baik, dan terus mengembangkan diri melalui pendidikan dan keterampilan. Kepemimpinan beliau yang mengutamakan kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial juga bisa menjadi inspirasi untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan peduli terhadap sesama.

Secara keseluruhan, karakter kepemimpinan Sultan Malikussaleh mengajarkan generasi Z untuk menjadi pemimpin yang bijak, peduli, dan memiliki visi yang dapat membawa dampak positif bagi masyarakat dan dunia secara keseluruhan.

Pojok baca Museum Islam Samudra Pasai 
Pojok baca Museum Islam Samudra Pasai 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun