"Buu, kita berbuka pakai apa ...? " tanya anaknya Si Ada. Ada adalah anak bungsu dari keluarga yang cukup tidak miskin.
"Ada mau berbuka puasa pakai apa hari ini? " jawab ibu Ani, yang sudah membesarkan beberapa anaknya yang baru lewat balita, masuk sekolah dasar di tempat tinggalnya yang letaknya tidak hjauh dari rumah cukup berjalan kaki saja.
Jawab Ada terhadap pertanyaan sang ibu, sebagai jawaban dari pertanyaannya dia agak bingung juga menjawabnya akhirnya terucap juga akan semua keinginannya memenuhi napsu makan setelah berpuasa seharian penuh.Â
"Bu, belikan Ada mau minum es buah, siapin juga kolak pisang, gorengan bakwan, tempe gorng, nanti makannya mau pakai rendang ya Bu" ... jawab Ada belum puas dengan apa yang telah disebutnya, merasa masih ada keinginananya untuk makan macam-macam karena merasa haus dan lapar berpuasa seharian, padahal Ada sudah berpuasa Ramadan beberapa kali.
"Ada, nanti Ibu bantuin membuatnya ya." ... Jawab Ibunya dengan tegas.
Karena ibu yang memegang kendali keuangan untuk memenuhi kebutuhan perekonomian keluarga, dengan uang yang tersedia pas-pasan yang diberikan suaminya yang bekerja sebagai pekerja kasar di pasar tradisional. Suami ibu Ani ini selalu berpesan kepada istrinya ini ada uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga kita untuk makan dan lainnya, semoga kita bisa menabung untuk masa depan yang lebih baik.Â
Untungnya Bu Ani ini berasal dari keluarga sederhana yang sudah diberi pelajaran hidup yang cukup dari keluarganya dan didikan positif menabung sejak masa sekolah. Saat belajar Pramuka, diajarkan menabung, menggunakan hal yang ada disekitarnya bisa berguna untuk memenuhi kebutuhan berkatifitas.
Kembali kepada komunikasi Ada dengan Ibunya Ani. Ada beberapa hal yang bisa kita ambil pelajaran hidup suatu keluarga yang cukup tetapi tetap ingin menjadi lebih baik.Â
1. Ada, mengungkapkan semua keinginannya ini sebagai cita-cita. Sesuatu yang harus dipenuhi secara bersama-sama oleh seluruh keluarga, karena ada pancingan pertanyaan dari Bu Ani.
2. Bu Ani, memancing anaknya yang kecil memancing gagasan atau ide kreatif dari anaknya. Semisal adalah untuk membuat makanan di waktu berberbuka puasa pada Ramadan 1441 Hijriah ini.Â
3. Kreatifitas Bu Ani, untuk melakukan penghematan uang keluar jika harus membelikan barang jadi yang diusulkan oleh anaknya tersebut, dengan membuat sendiri banyak keuntungan, uang lebih bisa ditabung, dengan bahan kira-kira 505 harga beli makanan jadi bisa diolah untuk menjadi bahan jadi 200% dapat memenuhi kebutuhan keluarga semua yang terdiri dari 4 orang, Ayah, Ibu Ani, Adi dan kakaknya.
4. Latihan menabung dan cara penggunaan keuangan yang pernah diajarkan saat sekolah khususnya kegiatan Pramuka, membekas untuk menjadi orang yang hemat, kreatif bisa memilah-milah penggunaan keuangan.Â
Kreatif dalam membuat sesuatu menjadi orang hemat.
Hemat pangkal kaya. Orang kaya sangat bisa berderma bersedekah dengan harta kekayaannya.Â
Orang tua kita dulu selalu mengingatkan kita untuk berbuat dan bertindak sederhana, gunakan hala-hal yang tersedia bisa memenuhi kebutuhan kita sehari-hari, namum tetap harus menabung ilmu yang banyak dan berkreasi jadi orang menghasilkan karya baru dan bermanfaat bagi orang banyak.Â
Teruslah bergerak dan berjuang untuk menjadi orang yang bermanfaat, lebih bermanfaat pula bagi orang lain.
Haji Dwi Sugiarto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H