Mohon tunggu...
Haji Dwi Sugiarto
Haji Dwi Sugiarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bergerak Berjuang Ber-Demokrasi

Tiyang Jawi nembe Sinau lan Nyinauni Jawi supados Njawani. Rawe-rawe rantas malang-malang putung.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sampah Rumah Tangga Bukan Berarti Tak Ekonomis

30 Maret 2014   20:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:17 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baayangkan berapa hari kita menghasilkan sampah, kiloan gram bisa jadi ton-ton-an gram. Itu semua dihasilkan mulai dari diri sendiri atau rumah tangga sebagai organisasi terkecil di maya pada ini.

Masyarakat nusantara itu orang yang mau berbuat dan bertindak dalam kebaikan atau menghasilkan added value bagi barang atau benda yang ditemuin. Seperti pada gambar terseut diatas, panggil saja pak Edi, yang mempunyai tiga orang anak yang masih sekolah, dan tinggal bersama ibunya di kampung halaman di Jawa Barat.  Cukup lama Edi menekuni kegiatan penanganan sampah rumah tangga itu untuk dapat mencukupi keluarga dan sekolahnya anak-anak. ...

Dengan setiap hari mengukur jalan sambil bertanya pada masyarakat, .....

"Pak, apa ada barang bekas?" atau "Bu, punya besi tua, bekas sepeda, atau kompor, atau apa saja".  pertanyaan Edi, pada orang yang ditemuai di dalan gerak jiwa raganya mengais rezeki. Dengan berbekal gerobak dan alat timbangan barang, tentu juga uang modal utama pinjaman dari majikan. Ketekunannya dalam mencari - mencari informasi dan barang - barang bekas dari warga, lalu dilakukan sortir atau pemeriksaan barang - barang tersebut, dikelompokkan sesuai jenis bahannya. Ada karton atau kardus, ada logam besi atau tembaga, plastik dan masih banyak jenis material yang masih ada nilai jualnya.

Setelah pemilahan ditaksir atau ditimbang beratnya, semua tergantung negosiasi antara pemilik dan Edi sebagai pengumpul barang bekas atau sampah rumah tangga itu. Harga sudah ada di pasaran, misal karton atau kertas senilai Rp 1.300,- per kilogram dan lain-lain. Besi, Alumunium dan lain-lain ...

Setelah beres siang atau sore hari dalam pencarian nya , Edi menuju pengepul untuk menjual barang hasil yang duidapat hari ini. Biasanya penimbangan selesai uang yang sesuai harga akan  diberikan pengepul kepada Edi. Range pendapatan sehari bisa Rp 50.000,- Sd. tak terhingga. Misalkan dapat sepeda anak - anak bekas yang rata-rata di beli Rp. 20.000,- per unit, dilakukan pembersihan atau pengecatan kalau dijual bisa Rp 100.000,- dan lain-lain. Inilah Rezeki yang tak terduga karena mendapatkan brang yang benar-benar tidak dipakai di rumah tangga, dia beli dan dibutuhkan orang senhingga nilai jual tinggi. Rezeki tak terduga ...  Sungguh Adil Allah itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun