KLATEN - Di mata sebagian besar warga Desa Rejoso, Kecamatan Jogonalan, Romo Gregorius Utomo dikenal sebagai pribadi yang memiliki rasa sosial tinggi. Hal ini nampak nyata pada apa yang dilakukan Romo Utomo ketika terjadi bencana gempa bumi 27 Mei 2006 dan erupsi Gunung Merapi, akhir 2010 lalu. Demikian diungkapkan Kepala Desa Rejoso, Sumardi. [caption id="attachment_253232" align="alignleft" width="300" caption="Romo Utomo, pastur Gereja Ganjuran Bantul, bertopi dan mengenakan batik, tampak hadir mengikuti kirab gunungan"][/caption] Sumardi menyatakan, pada waktu terjadi gempa bumi, warga yang tinggal di sekitar rumah Romo Utomo diberi bantuan semen. Bantuan berupa semen ini digunakan untuk memperbaiki rumah warga yang rusak karena gempa bumi. Beberapa bulan kemudian, Pastur yang berkarya di Gereja Ganjuran Bantul ini masih terus memberi bantuan untuk perbaikan rumah warga yang rusak karena gempa bumi tersebut. “Selain itu, Romo Utomo juga mengusahakan bantuan alat-alat untuk bekerja berupa pacul, sekop dan lainnya. Romo juga memberikan bantuan sembako bagi masyarakat di sekitarnya,” kisahnya. Lebih lanjut Sumardi mengatakan, ketika terjadi bencana erupsi Gunung Merapi, rumah Romo Utomo juga digunakan untuk posko. Rumah berbentuk joglo peninggalan Demang Nitiharjo ini juga digunakan untuk memasak nasi bungkus yang kemudian dibagi-bagikan pada warga yang mengungsi karena erupsi Gunung Merapi. Sementara,Takmir Masjid Fail Khoir Rejoso, H Kusnan, menilai bahwa Romo Utomo itu orangnya baik. Menurutnya, Romo moderator Paguyuban Tani dan Nelayan Hari Pangan Sedunia (program PBB) itu punya jiwa sosial yang tinggi. Romo Utomo banyak memberi bantuan pada warga ketika terjadi gempa bumi tektonik dan erupsi Gunung Merapi. "Andil Romo Utomo cukup besar dalam membantu para korban gempa bumi dan erupsi Gunung Merapi,” ucapnya. Sedang Perangkat Desa Rejoso Sukardi menyampaikan bahwa Romo Utomo itu tidak pernah membeda-bedakan. Sikap sosialnya diperuntukkan pada sesama manusia. Rumah milik Romo Utomo yang terletak di sebuah dusun asri yang tidak jauh dari Stasiun Srowot, Klaten ini juga digunakan untuk kegiatan pemilihan Gubernur Jawa Tengah bulan Mei lalu. ”Dan pada pemilu legislatif tahun 2014 yang akan datang, rencananya, rumah Romo Utomo juga akan digunakan untuk tempat pemungutan suara (TPS),” ungkapnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H