Pertarungan Politik Perebutan Kekuasaan di Provinsi Jawa Tengah ternyata adalah kader partai berlambang banteng. Dapat dipastikan Pilgub nanti akan diwarnai merah di seluruh wilayah pulau jawa bagian tengah. Semoga saja darah merah juga tak menjadi korban kebiadaban politik di negeri ini.
[caption id="attachment_245480" align="aligncenter" width="504" caption="(Pasangan Calon Gubernur Jateng 2013/ dok. KPU Jateng)"][/caption]
Pesta Demokrasi Rakyat Jawa Tengah untuk kali kedua pasca reformasi akan diselenggarakan pada hari Minggu Kliwon, 26 Mei 2013. Setelah sebelumnya melakukan berbagai tahapan dalam proses Pemilihan Gubernur Provinsi yang di selenggarakan oleh KPUD Provinsi Jawa Tengah. Memang suhu politik di Jawa Tengah berbeda jauh dari Jakarta sebagai ibu kota namun berbagai bentrokan kepentingan politik juga mewarnai selama proses penjaringan calon, tahap-tahapan pilgub juga tak luput dari perseteruan baik secara pribadi ataupun partai.
Adapun untuk pasangan Calon Gubernur Jawa Tengah ada 3 yaitu :
1.Hadi Prabowo – Don Murdono (HP-DON) dengan diusung partai PPP, PKNU, PKB, Gerindra, PKS dan Hanura
2.Bibit Waluyo – Sudijono Sastroatmodjo (BISSA) yang merupakan calon incumbent dengan slogan Bali ndeso mbangun ndeso dengan kendaraan Demokrat, Golkar dan PAN
3.Ganjar Pranowo – Heru Sudjatmoko di usung resmi oleh Partai PDI Perjuangan
Siapakah mereka, sudahkah anda tahu sepak terjang dari calon pemimpin Gubernur Jawa Tengah?
Bagi masyarakat kecil di pelosok pedesaan beragam pengetahuan yang dimiliki tentang profil Calon Gubernur Jawa Tengah. Apalagi dengan kondisi geografis luasnya jawa tengah yang tentu tidak sempat mereka para calon untuk menyambangi setiap kota atau kabupaten apalagi masuk ke desa-desa dibagian jawa selatan.
Bapak Iksan (34) yang kesehariannya bekerja di penggilingan padi saat ditanya tentang siapa yang dikenal diantara 3 calon dengan lantang menjawab, “inyong ora kenal kabeh, wong ora tau maring ngeneh koh.. “ jadi kedekatan gubernur Jawa Tengah memang jauh untuk masyarakat kecil wilayah barat yaitu banyumas.
Berbeda dengan mba yuni (26) seorang ibu rumah tangga mengaku hanya tahu tentang nama-nama calon gubernur. “Pilgub kue hajate para caleg sing pada ndompleng tenar, deleng baen kae gambar-gambare caleg pada melu nampang. Nek masyarakate dewek kue kurang antusias karo sing jerene pesta demokrasi nang jateng kie”. Kenyataan di lapangan memang moment pilgub adalah merupakan ajang mencari masa bagi Caleg untuk bekal maju di tahun 2014.
Sedang menurut kayim Sukri (45), apapun pilihan anda hendaknya jangan sampai golput. Sebagai warga Negara hendaknya memberikan sumbangsih suara untuk pemimpin di Indonesia khususnya jawa tengah. Mendapat undangan sudah menjadi kewajibannya untuk menghadirinya. Sedang untuk pilihan itulah hak masing-masing pribadi manusia. Walaupun mungkin di dalam bilik tidak menyoblos ataupun menyoblos semua calon itu juga merupakan salah satu pilihan pribadinya.
Dalam ajang Pilgub Jateng 2013 ini saya melihat dari kaca mata orang awam bahwa justru akan terjadi pertempuran partai belambang banteng ini. Memang Jawa Tengah masih merupakan basis kader banteng yang cukup kuat sebagai pondasi PDI Perjuangan di tingkat Nasional. Pertarungan itu sudah berawal dari awal saat penjaringan calon, diantaranya adalah kubu Ibu Rustriningsih yang gagal masuk di ajang Pesta Pilgub Jateng melainkan justru merekomendasikan Ganjar yang sebelumnya merupakan Anggota Dewan (DPR RI) dari fraksi PDI Perjuangan yang berpasangan dengan Bupati Purbalingga.
Sedang HP yang merupakan Sekda Provinsi Jawa Tengah juga merupakan kader dan awal mula sebelum pendaftaran Penjaringan Calon berkeyakinan untuk maju lewat PDI Perjuangan, bahkan ada rumor jika tidak maju lewat partai berlambang banteng maka dia tidak mau. Namun karena sudah terlanjut basah bermain air, maka dengan keyakinan serta dukungan masyarakat ia tetap maju di ajang Pemilihan Gubernur 2013 walau dengan partai atau kendaraan lain.
Bibit Waluyo siapa tidak mengenalnya, muka ndeso tapi uteke jerene pinter ora karuan. Pinter idep mbener apa orane ya masyarakat sing bisa menilaine. Namun sebelumnya ia juga maju menjadi Gubernur Jateng pada periode sebelumnya menggunakan Parta berlambang banteng. Namun karena mungkin tidak sesuai atau mengingkari kontrak politik dengan PDI sehingga raport merah didapatkan Bapak Bibiti di kepemimpinan Jawa Tengah. Program bali ndeso mbangun ndeso ternyata tidak sesuai dengan yang dijanjikan saat kampanye. namun banyak juga masyarakat desa yang hanya tahu pak bibit dan akan menjadi tambahan suara baginya.
Pertarungan Politik di Pilihan gubernur Jawa Tengah akan menjadi tontonan warga jateng, namun pemainnya adalah pemain papan atas yang menggerakan suara di pilgub jateng. Angka golput diperkirakan akan meningkat pada tahun ini. Banyak masyarakat yang berpendapat pengaruh gubernur dengan kebijakan masyarakat kecil terkadang tidak sesuai dengan pengharapan. Selain memang karena jaraknya yang cukup jauh dari masyarakat kecil ke pemerintahan gubernur.
Siapapun calon anda gunakanlah hak suara anda dengan bijak. Ndak usah ikut perang, biarlah mereka para banteng yang cukup di adu dalam pilgub jateng. Semoga acara hajatan masyarakat jawa tengah ini bisa sukses tanpa ada kendala yang berarti. Masih tetap berharap ada perubahan yang lebih baik untuk Jawa Tengah sebagai pusering bumi. Met beraktifitas sobat kompasiana. Salam hangat dari desa untuk anda semua…
Purwokerto Banyumas, 25 Mei 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H