Mohon tunggu...
Banyumas Maya
Banyumas Maya Mohon Tunggu... Administrasi - Karena Berbagi Tak Pernah Rugi, Teruslah Berkarya

Anak desa yang bersahaja mencoba Belajar Menulis Menjadi Pewarta Warga [Citizen Journalism]

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Surat Terbuka untuk Dokter Keluarga BPJS di Banyumas

22 September 2014   15:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:57 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokter menulis aturan obat di etiket juga sudah menyalahi aturan, apalagi anak kecil yang baru belajar nulis. Bagaimana penghargaan terhadap profesi Apoteker ?

[caption id="attachment_324967" align="aligncenter" width="640" caption="Etiket Obat yang di tulis anak kecil / dok. dwi jayanti"][/caption]

Surat ini kami terbitkan BUKAN karena ketidaksukaan terhadap dokter keluarga BPJS di Banyumas, melainkan karena kami CINTA dan PEDULI. Dan semoga ada evaluasi dari BPJS untuk perbaikan mutu manajemen terhadap dokter-dokter keluarga atau PPK tingkat 1.

Sebagai warga negara Indonesia, kami mencoba untuk menyuarakan suara aspirasi warga melalui media Kompasiana yang telah dikenal menjadi tempatnya pewarta warga/ citizen journalism. Dengan niatan dan harapan untuk menjadi lebih baik untuk kita semuanya.

Berikut suara atau aspirasi dari Mba Dwi Jayanti (28) warga desa Kedunggede Kecamatan Banyumas. Kejadian saat waktu hamil minta rujukan namun tidak dilayani dan kejadian kedua saat berobat namun justru yang melayani obat adalah anak kecil yang masih belajar nulis.

“Aq sudah dua kali dikecewakan sama dr dini. Kejadian Pertama itu udah lumayan lama, dulu waktu masih hamil. Pagi-pagi jam 06.30 mau minta rujukan tp tidak dilayani alasannya mau pergi. Dalam hatiku, seberapa lama sih bikin surat rujukan. nulis di kertas rujukan seberat itukah??? padahal masih jam praktek. langka sumeh2nya pula. seberat apa sih senyum ke pasien walau yg kesitu cuman minta rujukan.

Dan yang kedua ini kejadian baru kemaren guys. Sakit hati sekali saya merasa sangat tidak dihargai. kemrin itu saya datang ke dr.dini buat priksa. wiz awake lemese ora karu-karuan, muntah-muntah bae, jeleh, tensi rendah, pusing, flu, demam, menggigil, batuk lengkap gari ambruke pokoke masa anaknya yang msh TK, masih belajar nulis disuruh nulisin data pasien. disuwe2 banget. kalau sudah lancar sih ga masalah. lha ini masih dieja hurufnya satu2. masih diajarin emaknya. mksdnya apa coba????? Mau pamer cara ngajarin anaknya menulis? seharusnya itu dilakukan diluar jam prakteknya.

Sudah gitu, anaknya disuruh nulis dikertas obatnya jg sama disuruh ngambil2in obatnya. Astghfirulloh diuji bingit kesabarane. Klo keadaan fit mungkin no problem. ini keadaan sangat lemas n drop. apa itu pantas qita jadikan dokter keluarga PPK I di wilayah Banyumas??? “

Selain pelayanan kesehatan juga sikap terhadap pasien. Barangkali cara pandang terhadap pasien yang perlu di rubah. “Mereka (pasien) bukanlah merepoti kita (dokter) melainkan justru merekalah yang telah berbaik hati mempercayakan pengobatan kepada kita”. Cara pandang itulah yang seyogyanya ada bagi para dokter-dokter BPJS.

Terkait dengan pemberian obat, saya mencoba untuk mencari tahu dengan bertanya kepada salah satu petugas Apoteker RSUD Banyumas. “Dokter menulis aturan obat di etiket juga sudah menyalahi aturan, apalagi anak kecil yang baru belajar nulis. Menurut PP 51, Bidan dan Perawat sebenarnya tidak boleh memberikan obatyang berweanang hanya Apoteker kecuali untuk obat dengan keadaan tertentu. Jadi maap kalau kami dari Farmasi sering rewel kalau masalah obat, karena resiko terbesar pada kami” pungkas Rizki (26) yang juga warga Banyumas.

Harapan kami sebagai warga negara indonesia dan juga peserta BPJS semoga ada Evaluasi terhadap dokter keluarga khususnya dokter dini yang beralamat di belakang Pom Bensin Banyumas. Ada semangat perubahan untuk semakin baik. Sikap atau attitude begitu penting dalam pelayanan, kalau memang bila perlu dokter-dokter bpjs mendapatkan materi atau pelatihan excellent service dulu.

Mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenan. Sekali lagi surat warga ini kami buat karena kami CINTA dan PEDULI bukan karena faktor ketidaksenangan belaka. Semoga ada tindak lanjut nyata dari BPJS Kesehatan. Salam Pewarta Warga .

Banyumas, 22 Septermber 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun