Mohon tunggu...
Banyumas Maya
Banyumas Maya Mohon Tunggu... Administrasi - Karena Berbagi Tak Pernah Rugi, Teruslah Berkarya

Anak desa yang bersahaja mencoba Belajar Menulis Menjadi Pewarta Warga [Citizen Journalism]

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Gunung Slamet Siaga, Pengunjung Tetap Ramai di Pancuran Tiga

22 September 2014   18:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:56 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Status gunung slamet aja ganti-ganti, kok statusmu belum juga ganti di KTP? itulah guyonan warga masyarakat di kaki Gunung Slamet. keadaan memanas setiap mendekati musim pemilu kata Ahmad Narso (32) warga Ketenger yang juga menjual jasa di Baturraden. kondisi saat ini memang cenderung menurun setelah sebelumnya minggu kemaren hari rabu-kamis, 17-18 September terdengar dentuman cukup keras hingga membawa butiran pasir ke arah Purwokerto.

[caption id="attachment_324994" align="aligncenter" width="500" caption="Pemandian Pancuran Tiga Baturraden / dok. Sendiri"][/caption]

Terkait dengan status Gunung Slamet, kondisi Loka Wisata Baturraden cenderung stabil. Efek Gunung Slamet saat ini mengarah ke daerah Purbalingga dan Pemalang dan batasan radius aman masik sekitar 4 KM.

Penjual tiket wisata baturraden membenarkan tentang kondisi stabilnya pengunjung wisatawan. untuk hari biasa untuk masuk ke lokwisata harganya 8.000 sedang untuk hari libur adalah 10 ribu rupiah. sedang untuk tiket terusan belum diperlakukan.

Beda manajemen dengan lokawisata baturraden, beda juga tiket masuk untuk menuju pancuran tiga yang di kelola oleh PT. Palawi yaitu dengan tiket masuk sebesar 10 ribu setiap harinya.

[caption id="attachment_324995" align="aligncenter" width="500" caption="Kolam Pemandian Pancuran tiga Baturraden / dok Sendiri"]

14113596751138890624
14113596751138890624
[/caption]

Memasuki lokawisata memang tidak seramai hari libur namun cukup banyak pengunjung. kemudian saat masuk ke lokasi pancuran telu ternyata ramai juga. pengunjung bukan hanya dari purwokerto dan sekitarnya saja melainkan ada rombongan dari Solo, jogja, Pekalongan dan kota-kota lain.

Pancuran tiga merupakan sumber mata air panas yang mengandung belerang. terdapat kolam untuk berendam yang lokasinya bersampingan dengan sumber mata airnya. di sebelahnya ada tiga pancuran yang juga digunakanuntuk mandi. di dalam lokasi juga tersedia jasa pemijtan. ada kamar mandi dalam juga yang bisa digunakan oleh pengunjung.

Air yang berada di pancuran telu dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaraya penyakit kulit seperti panu, kadas, kurap dan masih banyak lainnya. bahkan ada juga yang terapi seperti yang dilakukan syarip (38) warga Purwokerto. ia terapi rutin untuk melemaskan urat-uratnya.

"Saya rutin kesini setiap bulan sekali, untuk terapi urat kecethit di area pinggangnya. kalau panas baru terasa dan agak membaik jika sudah terapi di sini."

Percaya atau tidak yang pasti kita adalah bagian dari alam, dan tentu akan terjadi perubahan saat bersentuhan juga dengan energi alam. energi positif yang ada di alam raya akan membuat kita lebih nyaman dan memberikan dampak kesehatan bagi kita. udara segar yang terasa di hutan juga memberikan inspirasi dalam hidup kita.

Oh iya untuk berendam di pancuran tiga, disarankan jangan melebihi 15 menit. karean akan berpengaruh terhadap ketahanan tubuh kita.

[caption id="attachment_324996" align="aligncenter" width="500" caption="Petilasan mbah atas angin / dok. sendiri"]

14113600251984005597
14113600251984005597
[/caption]

Di lokasi Pancuran tiga juga ada petilasan mbah atas angin yang sering di kunjungi pada malam-malam tertentu. Mbah atas angin menurut legenda juga berpengaruh terhadap penamaan lokasi baturraden.

Semoga gunung slamet tetap slamet, kalaupun terjadi sesuatu yang tidak di inginkan semoga tetap membawa manfaat kepada kita semua. kesuburan tanah, derasnya air untuk kehidupan kita sebagai sumber penghidupan. Slamet... Slamet dan Semoga tetap slamet.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun