Mohon tunggu...
banyu bening
banyu bening Mohon Tunggu... wiraswasta -

saya hanya ingin menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta Mati

15 Februari 2014   21:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:47 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1392448606480242219

CINTA MATI

Oleh: Banyu Bening

Seratus purnama lebih kita pandangi

Dari tanah tanah basah juga tanah gersang

Puluhan musim kita lalui

Dari udara sama yang beda nuansa beda rasa

*

Sepuluh tahun lalu kita bercumbu

Di akhir kebersamaan pada purnama yang sendu

Di semilir udara yang jadi rebutan, aku dan kamu

*

Saat napas berbunyi  janji

Janji untuk sehidup semati

Saat desah berbau sumpah

Sumpah akan sama sama di satu rumah

*

Mengapa kini kau ingkari?

Mengapa  mentah lagi?

Bagai bunga kembang tak jadi

*

Di sini

Di antara batang batang kelapa sawit

Aku mati suri

*

Di sini

Di ujung nanti

Aku terkapar  di gapaian mimpi

*

Sepekan lagi kita tiba di bawah kali terakhir  mencumbui malam

Kita pernah berjanji kabulkan harapan

Bersanding mesra di pelaminan

*

Namun kini hitam harapan

Karena yang pulang hanya nama

Yang datang hanya raga

Tanpa senyum yang ranum

Tanpa napas yang harum

*

Namun kini dipaksa mendendam

Pada bekas bekas lebam

Kekasihku mati di negeri orang

Kekasihku mati di perantauan

*

Setelah ratusan purnama ribuan musim

Setelah rindu menggunung di tanah melayu dan tanah suci

Kini aku patah hati di pucuk mimpi yang layu

Terperangkap di cinta mati

Padang, 15 Feb’14 (cintanya buruh migran)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun