![img-5831-640x480-5837ff70529373fd05480afc.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/11/25/img-5831-640x480-5837ff70529373fd05480afc.jpg?t=o&v=555)
Kemarin itu aku pergi berkunjung ke Hamburg untuk nonton pertunjukan theater musik Disney.. Simba si raja Singa. Atau The Lion King atau Der König der Löwen. Disamping bangunan Theater Der König der Löwen ada gedung theater yang lain, pada saat aku nonton theater musik, ada pertunjukan Das Wunder von Bern di gedung sebelah. Kata guide di kapal cruise yang aku ikuti, pertunjukkan tersebut tidak banyak yang nonton, jadi itu kali terakhir pertunjukan Das Wunder von Bern. Kebalikannya pertunjukkan Der König der Löwen banyak penggemar, walaupun di buat tiap hari dua kali, dan ini sudah tahun ke 15 pertunjukkan tersebut.
Untuk mencapai kegedung pertunjukkan theater, kami para penonton harus naik kapal nyebrang. Kalau liat peta sih ada jalan mobil kesana, tetapi kami tetap disuruh naik kapal shuttle yang karcisnya sudah termasuk dalam tiket pertunjukkan.
Aku jadi ingat waktu jalan jalan ke Venesia, kami turis harus naik perahu nyebrang ke pulau Venesia, walaupun ada jembatan yang menghubungkan dengan daratan, jadi bisa naik tram sebenarnya, tetapi guide aku dulu bilang, kita turis disuruh naik perahu nyebrang, abis enak sih.. goyang goyang..gitu.
![Foto: Koleksi Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/11/25/img-5751-640x480-5837ffe1c2afbd5606e524c4.jpg?t=o&v=555)
Pertunjukkan musik theater sangat bagus, panggungnya bisa berganti ganti dalam itungan detik, ada yang bisa naik secara spiral, ada yang bisa turun, kemudian pemain theaternya hilang ditelan panggung, pokok ada hidroliknya (ada mesinnya). Waktu kemarin aku nonton, pas matahari - matahariannya yang atas panggung diangkat naik, ada bagian dari matahari tsb yang ketekuk (terlipat).. hi..hi..hi.. tapi ga kelihatan mencolok.
Banyak penonton yang membawa anak anak kecil. jadi waktu istirahat selama 25 menit, anak anak tersebut diskusi keras keras disamping aku.... eh bapaknya Simba sudah mati kan.. dsbnya.. hi..hi..hi.. dasar anak anak.
![img-5754-640x480-58380000a123bd84107dd2e6.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/11/25/img-5754-640x480-58380000a123bd84107dd2e6.jpg?t=o&v=555)
![img-5761-640x480-583800213497737f1137c420.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/11/25/img-5761-640x480-583800213497737f1137c420.jpg?t=o&v=555)
![img-5759-640x480-58380037349773841137c421.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/11/25/img-5759-640x480-58380037349773841137c421.jpg?t=o&v=555)
Udo Lindenberg seorang rocker Jerman, membuat musik untuk theater Hinten den Horizont. Sekilas cerita tentang Udo Lindenberg, Udo mempunyai nenek buyut wanita Indonesia yang datang ke Belanda sebagai budak perempuan (pengakuan Udo loh). Udo Lindenberg tidak seperti kebanyakan selebritis yang mempunyai rumah, Udo tinggal di sebuah hotel di Hamburg (Hotel Atlantic-Kempinsky), alasannya tempat tidur tiap hari di rapihkan, kamar selalu di bersihkan. Ide yang briliant.