Mohon tunggu...
Lasro Siahaan
Lasro Siahaan Mohon Tunggu... -

Abdi Negara,Relawan Akademi Berbagi,Enterpreneur,Pencinta Buku,Hobby Mendesign,Suka Berkebun,Pet Lover.\r\nFollow my twitter @bangLasro\r\nmyblog https://banyakceritaku.wordpress.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Chicko jangan suka gigit jari lagi diatas "sana" ya nak

25 Februari 2015   14:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:32 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tadi malam saya dan istri kehilangan Chicko “anjing mix poom” kami berumur 4 bulan.
Kami sangat kehilangan,airmata tidak berhenti menetes seharian ini.
Tepat pukul 1 dini hari Chicko menghembuskan nafasnya di pangkuan saya,ada rasa sesak yang sangat sedih.
Pulang dari gereja hari Minggu kemarin,chicko sudah menyambut kami di teras rumah dengan lemas,tidak tahu bagaimana Chicko bisa keluar dari halaman belakang,seingat kami sebelum pergi ke gereja pintu sudah ditutup semua,kami tidak berani melepas Chicko karena beberapa waktu ini di sekitar rumah sering anjing mati diracun dan hilang.
Melihat Chicko yang lemas saya berdua dengan istri langsung menggendong dan memasukkannya ke rumah serta mencek badannya apakah ada yang luka.
Kami seharian merawat dan sore harinya Chicko sudah agak kuat jalan dan berlari-lari kecil di dalam rumah.Lewat tengah malam ketika kami membiarkan Chicko tidur dbawah sofa lengkap dengan kain hangatnya dan makanannya tiba-tiba tubuhnya bergetar,istri shock dan nangis,saya berusaha menggendongnya dan mengajak berbicara.
“Kamu kenapa nak?”
Chicko hanya bisa menggerak-menggerakkan kakiknya mengusap wajah saya seolah-olah berkata “terimakasih sudah merawat saya,aku menyayangimu.
Memperhatikan tubuh Chicko saya me duga Chicko dipukul atau dilempar dengan batu oleh orang yang tidak bertanggung jawab,Chicko berusaha menunggu kami di teras pulang dari gereja,saya menahan tangis membayangkan tubuh sekecil itu merasakan sakit luar biasa.
Perlahan-lahan napas Chicko tersendat-sendat dan saya membisikkan “Pergilah nak,di atas sana banyak teman-temanmu bermain” dan saya mencium mulutnya dan akhirnya napasnya benar-benar berhenti.
Saya dan istri menangis melepas Chicko yang sudah kami anggap seperti anak sendiri.Istri sangat bersedih hingga malam ini mengingat semua kelucuan dan kepintarannya.
Selamat jalan Chiko sayang,terimakasih sudah bagian indah di keluarga dan rumah kita nak.
Jangan suka gigit jari kaki lagi disana y nak.

[caption id="attachment_370431" align="aligncenter" width="150" caption="Chicko"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun