Mohon tunggu...
Nina Bobo
Nina Bobo Mohon Tunggu... -

meramaikan saja.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Siapa Membidik SBY dan Harry Tanoe dengan Ngawurnya Antasari

16 Februari 2017   03:08 Diperbarui: 16 Februari 2017   03:26 4142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Semakin panas saja media memuat tentang Antasari Azhar, mantan ketua KPK itu mengatakan "Pak SBY jujurlah dengan kasus saya.

Antasari saat ini kembali menjadi tokoh penting di Indonesia, jika dulu Antasari menjadi penting karena jabatanya sebagai pimpinan KPK, kini Antasari menjadi penting untuk media, karena sensasinya menyerang SBY. Antasari bisa saja menjadi seorang selebritis, setelah melapor kepada Polri Antasari menggelar konferensi pers dan berbicara tentang SBY juga Hary Tanoe yang di sebut-sebut terlibat oleh Antasari karena datang ke rumahnya dan mengatakan permohonan untuk tidak menahan Aulia Pohan. Nalar pikir saya terhenti sampai di sini, kenapa baru akhir-akhir ini Antasari menyebut peran Harry Tanusudibyo.?

Saya membaca berulang kali tentang Antasari, karena kasus itu awalnya menarik untuk di ikuti, tapi kenapa Antasari selalu berubah-ubah? ada testimoni, yang lalu di bantahnya kembali, ada pernyataan dengan Sigit (salah satu pelaku) yang berubah juga, ada konfrontir dengan Wiliardi yang juga berubah.dan di dalam keterangan singkat dengan para wartawan setelah bebas, dia juga mengatakan, "sudah saya renungkan, saya sudah ikhlaskan lahir batin. Saya tak ingin membongkar kasus ini." maka kini berubah juga.

Siapa yang mengendalikan Antasari untuk berpolitik dan membuat media bergejolak itu menjadi tidak penting, karena semua mata sudah bisa dengan jelas melihat. namun yang paling penting adalah tidak mungkin Antasari benar-benar bebas dari kepentingan pihak lain, Istana boleh saja membantah bahwa grasi yang di berikan tidak bermuatan politis, namun jika melihat waktu pemberian grasi maka otomatis telah terjadi muatan politis.

Menurut saya, SBY kali ini mendapat lawan yang cukup imbang,(bukan Antasari). setelah baru-baru ini SBY tidak mampu di goyang dan malah membuat blunder dalam menyerang SBY, maka Antasari kembali memperagakan serangan lanjutan, namun menjadi dilema jika dalam serangan lanjutan itu terselip nama Harry Tanoesoedibyo, jika benar apa yang di katakan Antasari tentang kedatangan Harry Tanoe atas delegasi cikeas, maka ini babak baru isu nasional yang bisa membuat ruwet bangsa ini.

Harry Tanoesudibyo (HT) adalah penguasaha media yang kini berpolitik dengan membentuk Partai Persatuan Indonesia (Perindo). HT menyadari bahwa di Indonesia tidak mudah menjadi pengusaha besar tanpa terkena imbas politis dan niat baik untuk membawa Indonesia lebih maju di lakukan dengan membentuk partai Perindo yang kini menggemparkan bumi Indonesia, selayaknya Nasdem, namun Perindo bisa lebih besar daripada Nasdem maupun Hanura. dan Perindo juga secara otomatis akan di gunakan oleh HT sebagai perlindungan politis untuk dirinya.

SBY sudah melakukan konferensi pers mempertanyakan maksud Antasari, SBY juga meyakini tindakan Antasari yang berteriak kepada media pastinya atas ijin penguasa, dan SBY juga mengatakan "para penguasa jangan bermain api.nanti terbakar." ini adalah sebuah respon yang sangat dalam atas manuver Antasari yang bermain politik kotor, SBY menyebut "para penguasa." jika kita artikan maka ada penguasa-penguasa lain selain penguasa itu sendiri, namun siapakah penguasa itu dan apakah penguasa-penguasa itu juga mengincar HT selain membidik SBY.

Kita semua mengetahui jika HT mempunyai banyak musuh di lingkaran kekuasaan, dan HT lebih banyak diam dengan terus membesarkan partai bentukanya, kelebihan HT adalah insting bisnisnya yang mampu membentuk relationship yang baik dengan banyak pengusaha dunia, termasuk dengan Trump.(Presiden USA saat ini). menjadi akan sangat menarik jika Antasari benar-benar ingin melibatkan HT dalam "proses politiknya" terhadap SBY. apakah resiko-resiko lain sudah di pikirkan oleh Antasari dan para penguasa-penguasa itu.

Ucapan-ucapan Antasari semakin ngawur, karena hanya di gunakan untuk mencari panggung politik kelompok sakit hati dan juga dirinya sendiri, tapi menjadi sangat riskan jika ucapan Antasari sudah melibatkan kembali pihak lain, karena publik semakin melihat bahwa Antasari seolah-olah hanya menjadi boneka untuk mendapatkan sasaran yang sebenarnya bukan lawan Antasari. sadarkah Antasari akan hal ini, atau karena memang Antasari ingin berpolitik hingga menghilangkan sisi kesadaran itu?

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan yang saat kasus Antasari bergulir Merupakan Dirkrimum Polda Metro mengatakan "Saya pikir saya tak perlu menanggapi, karena sudah selesai kasus yang saya tangani. Waktu itu saya memang ketua tim penyidikan, Sudah incraht, apa yang mau saya tanggapi?" beliau mengatakan punya bukti dan punya bukti, mana, setiap di tanyakan tidak di berikan.

Antasari semakin ngawur, dan yang mengompori mungkin lebih ngawur,itulah yang terjadi saat ini, dan media terbawa ikut-ikutan ngawur, lengkap sudah senyuman kita semua atas kengawuran ini. kini publik semakin meragukan inkonsistensi Antasari Azhar yang dulu kita kenal berwibawa, tegas dan berkomitmen.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun