Dalam bidang perekonomian beliau pun sangat cekatan. Tanah wakaf hibah ditanami kelapa dan karet, karena saat itu kedua komoditi itu sangat menjadi andalan ekspor kita. Bahkan menganjurkan penduduk untuk secara massal menanam karet, untuk itu beliau mendapatkan penghargaan (semacam sertifikasi/lisensi) dari otoritas Onderneming Perkebunan milik pemerintah itu. Tidak lupa untuk menampung hasil panen masyarakat beliau pernah mendirikan sebuah pasar di Majau. Namun sepeninggal beliau pasar tersebut menjadi sepi.
Beliau dilahirkan sekitar tahun 1868 dan wafat diusia yang ke 74 tahun, tahun 1943,  berarti beliau tidak mengalami masa kemerdekaan, masih dalam penjajahan Jepang dan karena fatwanya menentang penjajah sehingga beliau tidak banyak keluar dan penyakit sudah mulai menyerang akhirnya beliau meninggal, dipanggil yang Maha Kuasa dan dikuburkan di Cikaliung suatu tempat yang kini tumbuh lembaga Pendidikan/Universitas Mathla’ul Anwar tempat persemaian generasi penerus yang akan meneruskan cita-cita beliau.
Allahummaghfirlahu wa’afihi wa’fu’anhu waakrim nuzulahu wawassi’ mudkholahu. Amin.
Cikaliung, Rabiul Awwal 1435 H, Januari 2014.
Kyai Ghomrowi (Keluarga Syech Abdurahman)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H